Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Anekdot: Gelitik dan Kritik - Sofyan RH. Zaid

Anekdot: Gelitik dan Kritik - Sofyan RH. Zaid


Anekdot: Gelitik dan Kritik
oleh Sofyan RH. Zaid

Sofyan RH. Zaid

“Tak ada apapun dunia ini yang lebih kubanggakan daripada kemampuan untuk merasa, bertahan hidup, dan memegang teguh apa yang aku cintai dan yakini.”
~Jodie Foster

1/
Suatu hari di Jakarta, sejumlah kepala negara bertemu untuk membahas solusi kemiskinan di dunia yang dimulai dari negara masing-masing. Setelah rapat yang berlangsung berjam-jam, pimpinan rapat meminta agar para kepala negara berdoa kepada Tuhan berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing. Di akhir doa mereka semua bertanya pada Tuhan, antara lain: “Tuhan, kapan negaraku akan terbebas dari kemiskinan?” Tanya presiden Amerika, lalu Tuhan menjawab “20 tahun lagi...” Presiden Amerika pun menangis tersedu-sedu. Tuhan, kapan negaraku akan terbebas dari kemiskinan?” Tanya presiden Jerman, lalu Tuhan menjawab “15 tahun lagi...” Presiden Jerman pun menangis tersedu-sedu. “Tuhan, kapan negaraku akan terbebas dari kemiskinan?” Tanya presiden Indonesia, lalu Tuhan pun menangis tersedu-sedu.

Itulah salah contoh anekdot yang  populer di masyarakat, khususnya di dunia maya. Sebuah anekdot yang menggelitik dan mengkritik kemiskinan di Indonesia yang merupakan negara dengan sumber daya alam terkaya dibanding Amerika dan Jerman. Namun Indonesia justru paling sukar keluar dari garis kemiskinan. Kenapa? Ada 1001 jawaban atas pertanyaan itu, salah satunya adalah mental korup para penguasa dan pengusaha.

2/
Apa itu anekdot? Secara etimologi, anekdot adalah kata yang berasal dari berasal dari bahasa Yunani, yaitu anekdos yang artinya "tidak diterbitkan" atau "tidak dikeluarkan", alias bersifat rahasia. Awalnya kata ini mengacu pada fakta-fakta rahasia dari kehidupan istana yang tidak boleh diketahui orang luar. Fakta seperti peta harta karun atau terowongan, strategi perang, aib, dan semacamnya. Pengertian lain yang sejalan, anekdot berasal dari kata anekdote sebagai gabungan dari dua kata: an (tidak) dan ekdote (siar), artinya “tidak tersiar”.

Secara terminologi, misalnya dalam KBBI, anekdot diartikan sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Namun seiring perubahan ruang dan waktu, anekdot pun mengalami perluasan pengertian dan gaya penceritaan yang mendekati fiksi.

3/
Meskipun anekdot merupakan cerita singkat yang unik, menarik, dan lucu, tapi anekdot bukanlah lelucon dan bukan sekadar cerita untuk menghibur. Anekdot dibuat dengan tujuan untuk mengungkap kebenaran yang ‘tidak terungkap’ atau lebih pada upaya kritik secara samar. Artinya, anekdot dengan “cerita yang pendek punya maksud yang panjang”. Itulah sebabnya, anekdot kadang diceritakan menggunakan tamsil, tapi anekdot bukan pula dongeng yang ceritanya banyak menggunakan karakter hewan atau manusia secara umum.

Ada sejumlah ciri khas anekdot untuk membedakannya dengan cerita lain, yaitu: (1) Anekdot banyak menggunakan tamsil (perumpaan) yang mengandung ajaran dan ajakan moral; (2) Anekdot  banyak menggunakan sosok yang nyata, baik itu tokoh, publik figur, dan semacamnya; (3) Anekdot bersifat menggelitik yang menarik seperti halnya humor; (4) Anekdot bersifat mengkritik untuk menyindir secara halus; dan (5) Anekdot memiliki tujuan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap sesuatu yang benar dan tidak terungkap sebab tabu atau takut.

4/
Di masyarakat dunia, anekdot kadang dipakai untuk mengungkap atau menyindir kejahatan tokoh atau kezaliman rezim, misalnya Hitler di Jerman, Komunis di Soviet, Soeharto dan Orde Baru di Indonesia, dan sebagainya. Bahkan Lionel Gossman dalam  History and Theory menulis satu sub-bab tersendiri tentang anekdot dengan judul Anecdote and History. Dalam dunia Islam, banyak tokoh yang dikenal sebagai master anekdot, seperti Abu Nawas, Nasirudin Hoja, dan lain-lain.

Di Indonesia, anekdot berkembang secara pesat dan dipahami sebagai sesuatu yang lucu semata. Banyak anekdot yang memang sengaja dibuat sebagai sindiran atau bully terhadap tokoh yang berlaku tidak elok, suatu peristiwa yang mengandung kejahatan sejarah, karakter suku bangsa yang lucu, dan sebagainya. Baik dalam bentuk teks, gambar, dan video. Sejumlah buku anekdot pun terbit dengan label humor. Umumnya tentang cerita keseharian masyarakat daerah, kesufian, dan lain semacamnya.

Siapa tokoh anekdot di Indonesia? Salah satunya adalah Gus Dur, atau yang kadang disebut “sosok sejuta joke”. Gus Dur banyak menulis atau melontarkan anekdot dalam sejumlah kesempatan. Umumnya tentang karakter masyarakat Indonesia secara umum, dan masyarakat pesantren secara khusus. Gus Dur seakan meyakini bahwa suatu kebenaran tidak harus disampaikan secara serius, yang penting intinya sampai.

5/
            Dengan demikian, anekdot berarti “sesuatu yang serius” disampaikan “secara tidak serius” yang dibuat atau ditulis “secara serius”. Anekdot sebagai warisan hidup layak kita lestarikan di tengah-tengah kehidupan yang semakin serius; serius memalukan tingkah para tokoh dan pemimpin, serius mengerikan kezaliman rezim, serius memanas suhu politik, serius menakutkan kehajatan di masyarakat, serius mengkhawatirkan kemiskinan rakyat, dan bentuk-bentuk keseriusan lainnya.
           
Keseriusan-keseriusan semacam itu, harus kita ungkap meski dengan cara yang tidak serius sebagai upaya gelitik dan kritik dengan tujuan membangkitkan kesadaran masyarakat. Kesadaran akan kebenaran dan keadilan yang sengaja disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu dengan dalih kebijakan, kemajuan, dan keamanan nasional. Mari kita gerak dan galakkan anekdot sebagai “upaya serius yang tidak serius dengan keseriusan”.

Bekasi, 14 Maret 2018

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.