Atase Kebudayaan Iran di Sastra Reboan
Apalagi acara rutin Sastra Reboan semalam sangat ramai penonton dengan tema "Cinta Penuh Sastra", 28 Februari 2018. Banyak penonton yang berdiri, bahkan ada yang duduk di lantai karena kursi yang tidak memadai.
Acara dimulai dengan pembacaan puisi, antara lain oleh Arco Transept, Dian Warastuti, Emi Suy, Nana Sastrawan, Nia Amira, Raden Sudarmono, Selendang Sulaiman, Zham Sastera, Dhe Sundayana, Yati Sagita, dan lainnya.
Acara selanjutnya adalah diskusi buku Air Mata Topeng Karya Irawan Sandhya Wiraatmaja sekaligus sebagai pembicara bersama Maman S Mahayana yang bertindak sebagai pembedah. Diskusi yang dipandu oleh Weni Suryandari itu berjalan asyik, kritis, dan edukatif.
Mustari banyak berbagi proses kreatifnya dalam kepenyairan juga sekilas tentang lahirnya buku Air Mata Topeng tersebut. Sementara Maman berapi-api menyampaikan esai pengantarnya dengan judul Misteri Paradoks Air Mata Topeng.
Acara kemudian ditutup dengan penampilan eksprimental dari Musikalisasi Puisi Doddy Odoy. Kelompok musik tersebut juga minta doa dan dukungan, dalam dekat mereka akan mengadakan tour musikalisasi puisi Nusantara.
Kedatangan Tuan Mahdi malam itu, diterima secara resmi oleh Dyah Kencono selaku ketua pelaksana Sastra Reboan. Namun karena ada acara di tempat lain, Atase Kebudayaan Iran itu pamit lebih dulu sebelum acara sampai pada ujung.
Intinya, acara Sastra Reboan, baik dari sesi pembacaan puisi, diskusi buku, dan musikalisasi puisi menunjukkan satu hal:
Sastra memang berat, biarlah cinta yang menanggungnya.
Sastra memang berat, biarlah cinta yang menanggungnya.
Baca Juga:
