Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Ketika Nabi Ditegur Allah dengan Keras

Ketika Nabi Ditegur Allah dengan Keras


Tiba-tiba, Umar yang terkenal keras dan kuat hatinya datang sambil menangis kepada Rasulullah saw.. Melihat kejanggalan tersebut, Rasulullah lalu bertanya: “Apa yang menyebabkanmu menangis wahai, Umar?” Umar menjawab: “Di depan pintumu ada pemuda yang menangis tersedu-sedu, aku terharu melihatnya, hingga aku sendiri turut menangis.” “Perintahkan dia masuk!” Seru Rasulullah. Pemuda tersebut masuk ke rumah Rasulullah masih terus menangis.

“Apakah sebabnya engkau menangis wahai, Anak Muda?” Tanya Rasulullah.
“Aku menangis mengingat dosaku yang amat banyak hingga pundakku rasanya tidak kuasa lagi memikulnya wahai, Rasulullah”.
“Apakah engkau berbuat syirik?” Tanya Rasulullah.
“Tidak!”
“Kalau demikian, maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosamu, walaupun dosa-dosamu itu seberat langit, bumi dan gunung,” ujar Rasulullah.
“Dosaku lebih berat daripada itu ya, Rasulullah,” kata pemuda tersebut.
“Apakah dosamu lebih berat dari seluruh takhta?” Tanya Rasulullah.
“Memang lebih berat dari itu ya, Rasulullah”
“Apakah lebih berat dari Arsy Allah?” Tanya Rasulullah
“Lebih berat lagi!”
“Apakah dosamu itu lebih berat dari tuhanmu sendiri, yang mempunyai sifat pengampun dan penerima tobat?” Sahut Rasulullah.
“Tidak ya, Rasulullah. Ampunan Allah lebih berat daripada dosaku. Tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada ampunan Allah”
“Maka, jelaskanlah padaku dosa yang telah engkau lakukan itu. Jangan engkau segan dan malu.”

Akhirnya, pemuda tersebut menjelaskan:
“Sudah tujuh tahun saya bekerja sebagai penjaga kuburan. Pada suatu hari, seorang budak perempuan meninggal dan dikuburkan di pemakaman yang saya jaga tersebut. Iblis menggoda saya, sehingga di waktu malam hari saya bongkar kuburan itu kembali. Saya curi kain kafannya dan menggaulinya. Wanita yang saya gauli tersebut lalu berkata: “Celakah engkau wahai anak muda! Tidakkah engkau melakukan perbuatan kejam terhadap seorang wanita yang tidak berdaya lagi? Sampai hatikah engkau membiarkan aku menghadap Allah dalam keadaan telanjang?”

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah sangat marah dan berkata: “Engkau memanglah seorang yang fasik dan akan masuk neraka!”

Masih dalam keadaan gemetar dan penuh penyeselan pemuda tersebut menuju ke padang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum apapun. Setiap hari ia menyesali perbuatan dosanya yang zalim tersebut seraya berkata kepada Allah: “Ya Allah, aku adalah hambamu yang penuh dosa dan salah. Aku datang ke pintu Rasul-Mu agar dia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosa-dosaku yang sangat besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang ke pintu-Mu, agar engkau berkenan menjadi penolongku di sisi kekasih-Mu. Sesuangguhnya Engkau Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Mu. Tak ada lagi harapanku kecuali pada-Mu. Kalau Engkau tidak memaafkanku, maka lebih baik Engkau kirimkan saja api neraka-Mu dan bakarlah aku dengan api itu di duniamu ini, sebelum Engkau bakar aku di akhirat nanti.”

Setelah kepergian pemuda tersebut, Rasulullah didatangi Jibril dan berkata kepada Rasulullah: “Wahai, Rasulullah, Allah telah berkirim salam kepadamu dan Allah bertanya apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk?”
“Tentu saja tidak, Allah yang telah menciptakan semuanya.”
“Apakah kamu yang telah memberikan rezeki kepada semua makhluk?” Lanjut Jibril.
“Tentu saja Allahlah yang telah memberi mereka rezeki, bahkan juga kepadaku,” jawab Rasulullah.
“Apakah kamu yang berhak menerima tobat seseorang?”
“Allahlah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya,” jawab Rasulullah.

Mendengar jawaban-jawaban Rasulullah, Jibril pun berkata: “Allah telah berfirman kepadamu: ”Telah aku kirimkan seorang hambaku yang menerangkan satu dosanya kepadamu, mengapa engkau berpaling daripadanya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika ada nanti hambaku yang datang kepadamu dengan dosa setinggi gunung? Karena kamu adalah utusan-Ku yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, maka berkasih sayanglah kepada orang-orang yang beriman dan menjadi penolonglah bagi hamba-Ku yang berdosa, maafkanlah kesalahan hamba-Ku karena aku telah menerima tobatnya dan mengampuni dosanya.”

Setelah itu Rasulullah memanggil kembali pemuda itu dan menyampaikan kepadanya berita yang menggembirakan itu.

____
Dikisahkan dari Durratun Nasihin karya Usman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al-Kahaubawiyyi

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.