Kutitipkan Cintaku di Arafah karya Hj. Yusi Adrianti, S.Pd.
sebuah memoar
Penulis: Hj. Yusi Adrianti, S.Pd.
Editor: Marhalim Zaini
Sampul & Atak: Apip R Sudradjat
Cetakan Pertama: Februari 2019
Diterbitkan pertama kali oleh:
TareBooks
(Taretan Sedaya International)
Jalan Jaya 25, Kenanga IV, Cengkareng,
Jakarta Barat 11730
tarebooks@gmail.com
www.tarebooks.com
Perpustkaan Nasional Republik Indonesia
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
x + 62 hlm. – 14,8x21 cm
ISBN:
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
All Right Reserved
_____________________________________
Pembuka
Kata
Alhamdulillahirabbilalamin,
segala puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah yang Maha Penyayang,
dengan karunia-Nya buku ini dapat diselesaikan dengan baik, meskipun penuh liku,
dengan deraian air mata. Sekembalinya dari tanah suci, hari-hari yang saya lalui
hanya dengan menangis, sambil menceritakan pengalaman bersama almarhum suami
saya di Tanah Suci kepada teman dan handai taulan yang setiap hari berdatangan.
Sampai-sampai, terkadang karena terlalu merindukannya tanpa diminta pun saya
juga akan bercerita sendiri.
Namun saya menyadari
bahwa saya tidak boleh hanyut seperti ini, sampai berlarut-larut. Saya harus
bangkit. Dan alhamdulillah, di
seratus hari kepergian almarhum, saya mulai menuliskan ingatan, kenangan,
kisah-kisah kebersamaan kami di tanah Mekah yang tertuang dalam buku ini. Semua
tidak terlepas dari keyakinan, kemauan, dan dorongan dari teman-teman saya,
anak-anak, adik-adik, dan keluarga besar kami. Awalnya mereka menyarankan saya
untuk menulis otobiografi. Tetapi rasanya terlalu panjang untuk dikisahkan,
sehingga saya memilih untuk menulis sebuah memoar, berkisah tentang perjalanan
haji kami di tahun 2018.
Suamiku, maafkan istrimu,
jika buku ini akan mengganggu ketenanganmu di alam sana. Tapi ketahuilah,
dengan cara menulis buku ini, saya merasa inilah cara terbaik untuk menumpahkan
segala isi hati ini, sehingga saya tidak lagi menyimpan sedih, kesal, sakit
yang berlarut. Mudah-mudahan Allah mudahkan hati ini, untuk mengenang dan menguraikan
kembali perjalanan cinta kita bersama dalam meraih cinta Allah.
Saya menulis apa yang
muncul dalam ingatan saya. Ingatan-ingatan yang tak beraturan. Ingatan yang
selalu muncul antara wajah suamiku, melintas pula ingata seaktu di rumah sakit King
Fahd di Madinah, melintas pula ingatan tentang Rumah Sakit Arafah, lalun KKHI, lalu
muncul pula Travel Silver Silk,
muncul pula ingatan dr. Kobal dan istrinya, sampai ingatan tentang teman-teman di
group Haji 2018 yang tidak pernah bosan memberikan support kepada saya.
Di seratus hari
meninggalnya almarhum Suami saya, tepat tanggal 1 Desember 2018, saya mencoba mulai
menuangkan cerita ini. Rupanya benar, setelah beberapa halaman saya tulis,
terasa ringan beban di hati. Cerita demi cerita yang saya alami di Tanah Suci,
seperti mengalir begitu saja dalam kata-kata. Meskipun saya sangat sadar, saya
bukan penulis yang hebat, karena belum pernah selama ini saya menulis buku.
Tapi saya tidak terlalu peduli itu, karena tujuan awal saya menulis buku ini
adalah agar saya dapat menuangkan segala kegundahan. Meskipun kemudian saya
juga sadar bahwa kalau sudah menjadi buku, pastilah saya juga harus memikirkan
bagaimana respon pembaca nanti.
Setidaknya, saya dapat
bercerita tentang segelintir kisah perjalanan hidup saya bersama suami saya,
yang telah hidup bersama selama tiga puluh lima tahun. Suami saya dulu bertugas
sebagai pengawas SMP di Kabupaten Indragiri Hulu. Kami dikaruniai empat orang
anak, tiga perempuan dan satu laki-laki. Kini mereka telah memberikan kami tujuh
orang cucu yang sangat saya sayangi, sebagaimana juga mereka sangat menyayangi
kami. Kakeknya dipanggil Sang Khalik ketika cucu kami ini masih kecil. Alhamdulillah, selain anak, cucu-cucu,
saya masih punya ibu, juga Martua. Dan mereka semua adalah bagian penting dari
perjalanan hidup saya. Dan jika Allah mengizinkan, kami akan berangkat Umroh
bersama keluarga, serta mertua, tahun 2020. Sekaligus kami akan ziarah ke makam
almarhum Suamiku di Ash Sharaya.
Buku ini ditulis sebagai ucapan
terima kasih dan hormat saya kepada mereka-mereka yang amat berjasa dalam hidup
saya, teman-teman saya yang selalu memotivasi, anak-anak yang sangat menyayangi
saya, cucu-cucuku yang lucu, pihak Travel
Silver Silk Bapak H.Fitriyadi, S.E, Group Haji tahun 2018. Kepada petugas
Haji, khususnya Bapak H. Mashuri, Bapak H. Davit Saputra, Bapak H. Zamzamin, Bapak
dr. H. Kobal Sangaji lskak, Bapak H. Iman Maulana, terimakasih yang telah
banyak membantu saya dalam melaksanakan rangkaian Haji, karena siraman rohani
yang bapak-bapak sampaikan, membuat saya kuat dan tabah menjalani hidup ini.
Teman-teman baikmalmarhum
suami saya Rahimuhullah H. Syamsi Anwar,
bapak H. Syafriwal, Ibu Hj. Juniar, Bapak H. Harmawis, Bapak H. Didi
Suprianto dan Ibu Hj. Nengma, Bapak H. Bahrun Samad, Ibu Hj. Salmiati, Bapak H.
Hendrik, Ibu Hj. Siti Hajar, Ibu Hj. Erika
Yulistiandy, Ibu Hj. Suparmi, Ibu Hj. Non Elysa, Bapak H.M. Syafei Hasan, Ibu
Hj. Marnis, Ibu Hj. Marlianis, Ibu Hj. Hermita, Ibu Hj. Minarni, Ibu Hj.
Mariana, Ibu Hj. Efrillinda, dan semua jamaah Haji Plus 2018 yang tak bisa
disebut satu-satu, kalian semua adalah yang terbaik yang dikirim oleh Allah
SWT untukku. Terima kasih semuanya, kebaikan
bapak-bapak dan ibu-ibu akan kuingat selalu.
Pasir
Penyu, 1 Desember 2018
Hj.
YUSI ADRIANTI, S.Pd
______________________
Daftar
Isi
Pembuka Kata
1. Rahasia Pemakaman Baqi
2. Rahasia dibalik Haji Plus
3. Selamat Tinggal, Suamiku
4. Kidung Haji 2018
4. Pelabuhan Cinta di Madinah
5. Pasrahku di RS King Fahd Madinah
6. Kutitipkan Cintaku di Arafah
7. Kain Ikhram Menjadi Saksi
8. Ash Sharaya, Tempat Istirahat Panjangmu
9. Kembali untuk Buah Cinta Kita
10. Penutup Kata: Kebersamaan yang Indah.
______________________
Tentang Penulis
Hj. Yusi Adrianti, S.Pd,
akrab dipanggil Iyan. Lahir di Sentajo Kabupaten Kuansing, tanggal 28 Juni
1961. Anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Yunizar dan Syawiruddin
ini adalah guru SD Negeri 003 Sekar Mawar sejak tahun 2017. Tiga priode ia dipercaya
sebagai kepala sekolah di SD Negeri 017 Candirejo. Suaminya bernama H. Syamsi Anwar (rahimahullah) meninggal dunia ketika
menjalankan ibadah haji. Telah dianugerahi 4 orang buah hati dan tujuh orang
cucu. Anak pertama bernama Novriyanti Syam, (bertugas di Puskesmas Pasir Penyu),
anak kedua Yudi Irawan Syam (guru SMPN di Kecamatan Rakit Kulim), anak ketiga Weli
Agustin Syam (bertugas di Puskesmas Sungai Lala), sedangkan si bungsu Ayunda
Utari Syam (sarjana ekonomi lulusan Universitas Riau). Ia menyelesaikan
pendidikan SD tahun 1974, Sekolah Menengah Pertama tahun 1976, menyelesaikan
SPG tahun 1980/1981. Ia kemudian melanjutkan pendidikan D-2 di Universitas
Terbuka, dan selesai tahun 1985. Pada tahun 2005 ia berhasil menyelesaikan S-1
di Universitas Riau. Buku “Kutitipkan Cinta di Arafah” adalah buku pertamanya,
dan ia bertekad akan menulis buku-buku berikutnya.***