Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Kemesraan Nabi Muhammad bersama Istrinya

Kemesraan Nabi Muhammad bersama Istrinya

Kemesraan Nabi Muhammad bersama Istrinya

Aisyah pernah berkata: Suatu hari Saudah mengunjungi kami. Dan, Rasulullah duduk di antara diriku dan Saudah. Sedangkan satu kaki beliau berada di pangkuanku dan satunya berada di pangkuan Saudah. Maka kubawakan untuknya makanan (yang terbuat dari bahan tepung dan air susu) lalu kukatakan, “Makanlah!” Saudah lalu menolaknya dengan berkata, “Aku sedang tidak berselera makan.” Lalu kukatakan, “(Demi Allah), makanlah atau aku akan mengotori wajahmu.” Dia lalu menolak dengan berkata, "Aku tak akan mencicipnya.” Lalu, kuambil makanan dari mangkuk yang besar dan kulumurkan ke wajahnya, (Nabi pun tertawa). Lalu Rasulullah saw mengangkat kaki beliau dari pangkuan Saudah, agar ia bisa membalasku. (dan beliau berkata kepada Saudah, “Kotorilah mukanya!”) lalu dia mengambil makanan dari mangkok besar dan melumurkannya ke mukaku, dan Rasulullah tertawa. 


Tiba tiba Umar berkata, “Wahai Abdullah bin Umar, wahai Abdullah bin Umar (Nabi menduga bahwa dia akan masuk) Lalu nabi berkata pada kami: “Pergilah kalian dan cucilah muka kalian…” (karena Umar akan masuk). Umar bersalam: “Keselamatan bagimu wahai Nabi dan rahmat lalu berkah-Nya, keselamatan bagimu, bolehkah saya saya masuk?” Nabi menjawab salam dan berkata: “Masuklah…masuklah...” Aku kira dia akan masuk (Maka aku pun merasa segan padanya karena nabi sangat menghormatinya). (H.R. Nasa’i)


Dalam hadits tersebut terdapat beberapa faedah, di antaranya bahwa Nabi juga memberikan porsi yang cukup untuk berkelakar bersama istrinya dan menghidupkan suasana yang mengarah kepada kegembiraan. Sisi lainnya, hadis tersebut juga terlihat romantis, bagaimana posisi kedua kaki nabi. Sungguh pemandangan yang indah. Namun, nabi juga menunjukkan bahwa berkelakar dalam keluarga itu ada waktunya. Saat ada tamu, semua kelakar harus berhenti demi menghormati tamu, dan merapikan semua ruangan. 


Memang, di antara hal yang menyenangkan adalah jika seorang suami berkumpul bersama istri-istrinya dan saling bertukar cerita, serta memenuhi ruangan dengan suasana canda dan suka cita. Pernah di ruang keluarga, Nabi mengulurkan tangan kepada Zainab. Kemudian Aisyah berdiri. Ia merasa cemburu dan berusaha menghalangi tangan nabi. Nabi pun menahan tangannya dengan mesra.


Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.