Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Puisi Berantai dan Tebak Larik Berhadiah yang Ambyar - Sofyan RH. Zaid

Puisi Berantai dan Tebak Larik Berhadiah yang Ambyar - Sofyan RH. Zaid

Puisi Berantai dan Tebak Larik Berhadiah yang Ambyar

Sofyan RH. Zaid




Dua minggu sebelum tanggal 19 Mei 2024, di mana hari Perayaan Ulang Tahun Riri Satria yang ke-54 akan digelar, sebaris pesan WA masuk:

"Hei, kita harus buat puisi berantai untuk ultah Uda Riri ya..." dari Mbak Nunung, selaku wakil ketua komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) merangkap sekretaris sekaligus ketua panitia setiap acara JSM, termasuk acara perayaan ultah tersebut.

"Siap!" Saya jawab. 

Pastinya Mbak Nunung juga mengirim pesan senada kepada semua pengurus JSM, tentu tanpa sepengatuan Bang Riri, semacam operasi senyap!

Empat hari sebelum acara, pesan WA masuk:
"Itu ya, puisi berantai lengkap dari teman-teman JSM, tinggal puisimu," dari Mbak Emi Suy, selaku bendahara JSM sekaligus sekretaris dan redaktur Sastramedia.com, jurnal sastra daring yang dimiliki JSM.

"Siap!" Jawaban yang sama.

Esoknya, saya kirim format final puisi berantai tersebut kepada Mbak Emi dan siap dicetak jadi poster hiasan dinding:


SIMBOL SEDERHANA
: Menandai Usia ke-54 Riri Satria

Ini bukan waktu terlambat
untuk lilin kembali menyala
menerangi halaman ke lima puluh empat
berkah berlipat, doa-doa baik sepakat
siasati usia yang tak pernah menua
dengan puisi

algoritma membilang angka
-hal rumit di kepala
jadi simbol paling sederhana

bagi rajawali
tak ada yang final
semua tentang juang dan sabar
hanya terkadang terbang begitu cepat
aku terseok mengikuti dari belakang

lilin, tar, angka, dan puisi ini
hanyalah tanda bagi usia
yang utama tetap saja:
doa!

14 Mei 2024

(Puisi ini ditulis bersama: Emi Suy, Erna Winarsih Wiyono, Nunung Noor El Niel, Rissa Churria, Jusiman Dessirua, Sundayana Perbangsa, dan Sofyan RH. Zaid)

Mbak Emi membalas pesan saya:
"Oke. Oya, bagaimana kalau di acara besok, saat puisi ini diserahkan ke Bang Riri, kita minta dia menebak bagian mana yang ditulis oleh siapa?"

Saya pun langsung menelepon Mbak Emi, siang itu. Kami bicara mematangkan rencana tebak-tebakan larik tersebut. Intinya:

"Oke ya, saya tinggal minta persetujuan Mbak Nunung," kata Mbak Emi. 
"Oke..." dan telepon berakhir.




Tibalah pada hari acara yang ditunggu, digelar di Restoran Hotel Rivoli, Kramat Raya, Jakarta. Setelah pembukaan, acara berlanjut pada kuliah umum bang Riri Satria dengan tajuk: “Mengawal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals /SDG) dengan Puisi”. Sekitar satu jam setengah acara tersebut berlangsung yang diikuti sekitar 50 undangan dari kalangan sastrawan, akademisi, dan konsultan.

Kemudian, masuklah pada acara perayaan ulang tahun, berupa tiup lilin, nyanyi bareng, dan penyerahan kado dari JSM, yakni poster hiasan dinding puisi berantai tersebut yang diserahkan langsung oleh Mbak Nunung dan saya mendampingi dengan suara:

"Bang Riri dan para hadirin, ini kado dari kami, silakan dibuka sepenuh perasaan ya."

Bang Riri pun membuka bungkusan kado tersebut dan...
"Ini adalah satu puisi yang ditulis oleh tujuh orang untuk ultah Abang yang ke-54 dengan penuh perjuangan.




Bang Riri tersenyum lebar dan....

"Jangan senang dulu, Bang, sebab ini ada tantangan, sebagai ketua JSM yang dekat dengan kita, harusnya Abang tahu larik-larik yang beda warna ini ditulis oleh siapa. Maka, cobalah Abang tebak..."

Bang Riri mulai mencermati dengan saksama...

"Ayo bang tebak! Bila tebakan Abang benar, kami beri tepuk tangan yang meriah. Setuju?"

Hadirin riuh dan bersorak.

"Namun, namun bila tebakan Abang salah, kena denda ngocap ya, nanti akan diberikan kepada orang yang puisi salah Abang tebak!"

Hadirin kian heboh dan teriak: Huiiiiiiiiiiii.

Tebak menebak pun dimulai dengan meriah. Setiap warna larik, Bang Riri bacakan lalu menebak nama yang menulisnya. 

Sayangnya, dari tujuh tebakan, Bang Riri hanya salah menebak tiga bagian. Sialnya, dia malah benar menebak puisi saya. Haha. melayanglah selembar ngocap itu. Bahkan Mbak Emi yang punya ide itu, juga ambyarrr, puisinya ketebak dengan mudah oleh Bang Riri. 

Lembaran ngocap itu masuk ke kantong Mbak Nunung, Ummi Rissa, dan Teh Erna yang salah ditebak. Sialnya lagi, Bang Riri malah menaikkan sendiri dendanya jadi 100.000 ribu per-kesalahan. Hadeeehh

Saya spontan turun meninggalkan panggung sendirian sebelum acara selesai sambil membatin: Tahun depan kita buat lagi, dengan puisi lebih misterius dan nominal denda yang naik....

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post