Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Isra Mikraj, Perintah Salat, dan Saran Musa

Isra Mikraj, Perintah Salat, dan Saran Musa



Hutbah bin Khalid, Hammam bin Yahya, Qotadah telah menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, Malik bin Sha’sha’ah r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bercerita tentang perjalanan isra dan mikraj. Rasulullah saw. bersabda: “Ketika aku sedang berbaring di kamar (Hathiim), tiba-tiba datang seseorang, lalu dia berkata-kata kepada temannya yang di tengah, Maka keduanya mendatangiku dan (yang seorang) membedah dadaku, hatiku dikeluarkan. Kemudian, didatangkan sebuah cawan dari emas penuh berisi keimanan dan hikmah. Maka, hatiku dibasuh, lalu diisi (dengan iman dan hikmah) dan kemudian dikembalikan lagi ke tempat semula. 

Setelah itu, didatangkanlah seekor tunggangan berwarna putih, lebih rendah dari baghal dan lebih tinggi dari keledai.” Al-Jarud bertanya (kepada Anas): “Adakah itu yang dikatakan sebagai Buraq wahai Abu Hamzah (Anas)?". “Ya, dan tunggangan itu mampu meletakkan kakinya untuk melangkah sejauh ujung pandangan matanya.”

Rasulullah melanjutkan kisahnya: “Setelah aku dinaikkan ke atas Buraq itu, Jibril berangkat membawaku sampai ke langit dunia. Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya:Engkau siapa?”. “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit. “Muhammad,jawab Jibril. Penjaga pintu langit pertama bertanya: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)? “Ya,jawab Jibril. Sambil membuka pintu langit, penjaganya berkata: “Selamat datang, sungguh amat mulia tamu yang datang". Setelah masuk, ternyata di sana aku bertemu dengan Nabi Adam a.s.. (Rasulullah saw. meneruskan kisahnya): “Ini adalah ayahmu Adam, ucapkanlah salam untuknya,” Jibril memberitahuku. Aku ucapkan salam dan beliau pun menjawab salamku seraya berkata: “Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.”

Kemudian kami dibawa lagi naik ke langit kedua. Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya: “Engkau siapa?” “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit kedua.”Muhammad,jawab Jibril. Dia bertanya lagi: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)?” “Ya,jawab Jibril. Setelah pintu langit kedua dibuka, aku bertemu dua orang bersaudara (sepupu), yaitu Yahya a.s. dan Isa a.s.. Setelah menyambut kedatanganku, mereka pun mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian kami dibawa lagi naik ke langit ketiga. Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya: “Engkau siapa?” “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit ketiga.”Muhammad,jawab Jibril. Dia bertanya lagi: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)?” “Ya,jawab Jibril. Setelah pintu langit ketiga dibuka, aku bertemu Nabi Yusuf a.s.. Sungguh, beliau telah dianugerahkan dengan separuh ketampanan. Setelah menyambut kedatanganku, beliau pun mendoakan kebaikan untukku.

Kamudian kami diangkat lagi ke langit keempat. Dan Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya: “Engkau siapa?” “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit keempat.”Muhammad,jawab Jibril. Dia bertanya lagi: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)?” “Ya,jawab Jibril. Setelah pintu langit keempat dibuka, ternyata aku bertemu Nabi Idris a.s.. Setelah menyambutku, beliau pun mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian kami diangkat lagi ke langit kelima. Dan Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya: “Engkau siapa?” “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit kelima.”Muhammad,jawab Jibril. Dia bertanya lagi: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)?” “Ya,jawab Jibril. Setelah pintu langit kelima dibuka, aku bertemu Nabi Harun a.s.. Setelah menyambutku, beliau pun mendoakan kebaikan untukku. 

Kemudian kami diangkat ke langit keenam. Dan Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya: “Engkau siapa?” “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit keenam.”Muhammad,jawab Jibril. Dia bertanya lagi: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)?” “Ya,jawab Jibril. Setelah pintu langit keenam dibuka, aku bertemu Nabi Musa a.s.. Setelah menyambut kedatanganku, beliau pun mendoakan kebaikan untukku. Ketika hendak berlalu pergi, maka Nabi Musa menangis. Lalu dikatakan kepadanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Musa menjawab:“Aku menangis karena ada anak yang masih muda diutus setelahku, sedangkan jumlah umatnya yang masuk surga lebih ramai dari umatku yang memasukinya.”

Kemudian kami diangkat lagi sehingga ke langit ketujuh. Manakala Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengar suara bertanya: “Engkau siapa?” “Jibril,jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit ketujuh.”Muhammad,jawab Jibril. Dia bertanya lagi: “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah)?” “Ya,jawab Jibril. Sambil membuka pintu langit ketujuh, penjaganya berkata: “Selamat datang. Sungguh amat mulia tamu yang datang.” Lalu pintu langit ketujuh dibukakan untuk kami. Manakala aku telah masuk, ternyata di sana aku bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s.. Jibril berkata: “Ini adalah Nabi Ibrahim, ucapkanlah salam untuknya.” Setelah aku memberikan salam, beliau pun menjawab salamku, lalu berkata: “Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.” (Seterusnya)

Lalu diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha. Kulihat buahnya seperti guci-guci orang Hajar (nama tempat di Yaman) dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata, “Ini adalah Sidratul Muntaha.” “Aku melihat ada empat sungai, dua sungai yang batin dan dua sungai yang lahir. Aku bertanya: “Apa dia yang demikian, wahai Jibril?”. Jibril menjawab: “Yang batin adalah dua sungai yang ada di dalam surga, manakala yang lahir ialah sungai Nil dan sungai Furaat.” Kemudian diperlihatkan kepadaku Baitul Ma’mur. Kemudian didatangkan kepadaku tiga cawan minuman, yaitu arak, susu, dan madu. Maka, ketika aku mengambil susu, Jibril berkata: “Inilah fitrah yang kamu dan umatmu berada di atasnya.”

Kemudian diwajibkan ke atasku salat lima puluh kali setiap harinya. Setelah itu aku turun, dan ketika bertemu lagi dengan Nabi Musa a.s. beliau bertanya: “Apa yang diwajibkan Rabb-mu kepada umatmu?” “Lima puluh kali salat setiap hari,jawabku. Nabi Musa a.s. berkata: “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melaksanakan salat lima puluh kali sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelum engkau, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu.” Maka aku pun kembali untuk memohon keringanan yang dimaksudkan, dan Allah mengurangi sepuluh kali salat. 

Ketika aku kembali kepada Nabi Musa a.s., beliau berkata: “Apa yang diputuskan untukmu?” “Empat puluh kali salat setiap hari,jawabku. Nabi Musa a.s. berkata: “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan empat puluh kali salat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.” Maka, aku pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali salat lagi. 

Ketika aku kembali kepada Nabi Musa a.s., beliau berkata: “Apa yang diputuskan untukmu?” “Tiga puluh kali salat setiap hari,jawabku. Nabi Musa a.s. berkata: “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan tiga puluh kali salat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.”Maka, aku pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali salat lagi. 

Ketika aku kembali kepada Nabi Musa a.s., beliau berkata: “Apa yang diputuskan untukmu?” “Dua puluh kali salat setiap hari,jawabku. Nabi Musa a.s. berkata: “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan dua puluh kali salat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.”” Maka, aku pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali salat lagi. 

Ketika aku kembali kepada Nabi Musa a.s., beliau berkata: “Apa yang diputuskan untukmu?” “Sepuluh kali salat setiap hari,jawabku. Nabi Musa a.s. berkata: “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan sepuluh kali salat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.” Maka, aku pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi lima kali salat lagi. 

Ketika aku kembali kepada Nabi Musa a.s., beliau berkata, “Apa yang diputuskan untukmu?”“Lima kali salat setiap hari,jawabku. Nabi Musa a.s. berkata: “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan lima kali solat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.” “Sesungguhnya aku telah memohon kepada Rabb-ku, sehingga aku telah merasa malu. Aku memutuskan untuk menerima sepenuh hati lima kali salat sehari semalam ini,jawabku. Maka, terdengarlah suara bergema, “Telah Aku tetapkan kewajiban hamba terhadap-Ku dan Aku ringankan beban dari hamba-hamba-Ku.”. 

_______
(Hadis ini bisa kita temukan dalam kitab Shahih Bukhari, hadis nomor 2968 dan 3598, serta Shahih Muslim, hadis nomor 162-168. Dalam sejumlah kitab-kitab hadis lain juga diriwayatkan dengan beberapa tambahan)


Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.