Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Kisah Ikan Teri

Kisah Ikan Teri

oleh Maman S. Mahayana
Kisah Ikan Teri

KAWACA.COM - Sebagai mahasiswa asing, Bastian tinggal di asrama bersama mahasiswa lain dari berbagai negara. Salah seorang sahabatnya berasal dari Rusia, yang sekalipun belum pernah menginjakkan kaki di pantai atau di laut. Ketika ia bercerita tentang Indonesia sebagai negara kepulauan, yang dibayangkan mahasiswa asal Rusia itu adalah kepulauan lintas kabupaten. 

Jadi, Bastian tinggal di Pulau Jawa, pagi cari sarapan di Sumatera, siangnya berbelanja di Sulawesi, dan malam sebelum pulang, mampir dulu di Kalimantan. Tidak terbayangkan, bagaimana orang Indonesia setiap hari hilir-mudik antarpulau.

Suatu hari, Bastian dapat kiriman ikan teri. Kebetulan si Rusia itu ada di dekatnya. Matanya terbelalak. Ketika Bastian akan makan ikan teri itu, seketika si Rusia ngeloyor pergi dengan wajah merah padam. Tentu saja Bastian terheran-heran. Ada apakah gerangan? Sorenya, ia ketemu lagi dengan si Rusia.

“Mengapa tadi kau ngeloyor pergi?” tanya Bastian.

Si Rusia menjawab ketus. “Hai Bastian. Kau manusia terkejam di dunia?” “Lho, kenapa?” Bastian semakin heran.

“Kau telah membunuh beberapa generasi ikan. Jika kau hendak makan ikan itu, biarkan dulu ikan-ikan itu tumbuh besar, sehingga kau tidak memotong keturunan ikan- ikan berikutnya. Kau telah membunuh beberapa generasi ikan!”
Mendengar jawaban itu, tentu saja Bastian tertawa ngakak.

“Hai Rusia, kau tahu. Ayah, ibu sampai kakek-buyut ikan-ikan teri itu, selamanya
sebesar itu. Tidak ada ikan teri yang sebesar jempol tangan!”

Begitulah, dunia terlalu luas. Begitu banyak hal yang tidak kita ketahui. Tetapi yang tidak kita ketahui itu, tidak berarti tidak ada!

____
Dikutip dari: "Memasabodohkan Teori", Maman S. Mahayana, Esai Pengantar Program Penulisan Esai, Mastera (Majelis Asia Tenggara), Bandung, Lembang, 19—25 Agustus 2019.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.