Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Peluang Pebisnis yang Tak Banyak Dilirik - Ach Faisol

Peluang Pebisnis yang Tak Banyak Dilirik - Ach Faisol

oleh Ach Faisol


KAWACA.COM | Bergelut di dunia Entrepreneur menjadi salah satu idaman kalangan anak muda saat ini, puluang bisnis yang semakin menjanjikan disokong berkembang pesatnya teknologi cukup menjadikan motivasi. Banyak yang terjun karena memang sebuah minat dan bakat, sehingga hasilnya seperti yang dirancang sebelumnya. Ada yang  mencoba-coba karena melihat kawannya sukses dalam bisnisnya, sehingga merasa perlu mencoba jejaknya. Ada juga yang karena turunan keluarga, kebetulan lahir dari rahim seorang Pebisnis. 

Dari semua motivasi dan persoalan yang dihadapi, pastinya ada beberapa kendala yang menghambat atau bahkan menyebabkan kerugian bahkan kebangkrutan. Itu menjadi hal biasa dalam sebuah bisnis. Menjadi Entrepreneur  masa kini tentunya harus mengikuti pergerakan zaman, tentunya kebutuhan konsumen yang akan menjadi target nantinya.
Omset yang tinggi menjadi capaian yang sangat diidamkan oleh setiap Entrepreneur. Pendapatan akan menjadi tolak ukur evaluasi penjualan, jika banyak maka sudah bisa dipastikan cukup sukses dalam mengelola sistem marketing, namun jika omsetnya di bawah standar atau bahkan rugi, itu cukup menjadi bukti bahwa perlu banyak evaluasi yang harus dilakukan.

Ada beberapa celah yang tidak banyak dilihat orang banyak justru berpengaruh penting terhadap closing omset penjualan, di antaranya;

1. Cross Seling
Metode dengan memanfaatkan celah keberadaan pembeli yang sedang melakukan transaksi atau penawaran dengan kita. Misalnya, kita menjual sebuah buku, maka bisa juga kita tawarkan sesuatu yang masih berkaitan dengan buku seperti tas, bolpain, stiker atau pembatas buku. Hal ini tentunya akan manjadi jebakan kepada pembeli untuk bisa tertarik membeli peralatan itu. 

Selain efektif, metode ini akan membantu mendongkrak omset penjualan karena tidak hanya terpaku pada satu produk. Tapi yang perlu diingat, usahakan barang sampingan itu masih ada kaitannya dengan barang utama. Toko baju tidak cocok kalau sambil menawarkan pulsa, karena kemungkinan kebutuhannya itu sangat minim, bahkan mungkin pembeli akan merasa risih.

Intinya, metode ini menjual sebuah produk dengan menawarkan juga produk yang sejenis, sebagai pelengkap barang utama tadi.

2. Up Saling
Metode ini biasanya digunakan pada saat proses negosiasi, baik mengenai harga atau kualitas barang yang sedang diinginkan oleh pembeli. Katakan saja penjual baju, pembeli menginginkan sebuah baju merk A dengan harga sekian. Bisa nih penjual menawarkan barang berkualitas lebih tinggi. Hal ini menjadikan pembeli yang awalnya “ingin” berubah menjadi “butuh” terhadap baju itu.

3. Komunikasi dengan Pembeli
Maksudnya di sini adalah penjual harus punya komunikasi yang baik dengan para pembelinya, misalnya menyimpan semua kontak dari sekian banyak pembeli yang pernah belanja pada kita, sehingga ketika ada barang baru kita bisa mempromosikannya pada mereka, dengan itu pastinya mereka juga akan ikut men-share produk yang kita jual. Untungnya banyak bagi kita, di samping pembeli itu mau membeli lagi produk kita dia juga ikut memasarkannya, dalam artian ada marketing gratis yang kita dapatkan.
Pada zaman yang semodern ini tentunya pasar dapat kita kuasi sepenuhnya, kita bisa melacak keberadaan target pembeli hanya dengan sebuah Gadget. Sebagai jalan pintas, kita bisa lihat-lihat akun Olshop sejenis dengan produk yang kita jual, bisa di Facebook, Instagram dan masih banyak media lainnya. Lihat akun-akun yang mengikuti Olshop itu, pastinya dia adalah orang-orang yang berkebutuhan dengan produk Olshop itu, tidak mungkin kita follow akun Olshop kalau tidak suka belanja online.

4. Konsisten Promosi
Ini cocok diterapkan oleh pengguna Olshop. Kebutuhan pembeli yang tidak bisa kita prediksi menjadi alasan terbesar kenapa kita perlu konsisten memasarkan produk. Usahakan dalam sehari minimal ada 5-10 produk yang kita tawarkan, jangan pedulikan ada yang mau beli atau tidak. Karena kesempatan orang rajin promo dengan yang ragu itu beda. 

Fungsikan kolom status sebaik-baiknya, jangan biarkan status Medsos kita kosong, minimalnya sampai 20 produk yang kita tawarkan di sana. Hal ini karena orang-orang cenderung melihat status ketimbang postingan kita yang tertumpuk dengan postingan lainnya.

Dari keempat celah itu, kesimpulannya kita sebagai penjual harus pandai melihat peluang dan memaksimalkannya menjadi sebuah uang. Di jagat raya ini sudah berapa juta olshop yang didirikan, tapi terkadang sulit berkembang karena kurang peka terhadap kebutuhan dan keinginan pembeli. Dalam berbisnis, yang awalnya hanya sebuah keinginan ubahlah agar menjadi sebuah kebutuhan pembeli.
Salam Entrepreneur!

*Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Instika Guluk-Guluk Sumenep. Bisa dihubungi melalui @achfaisol01 (Instagram) atau email achfaisol01@gmail.com 

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.