Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Epilog Pengantin Puisi - Nunung Noor El Niel

Epilog Pengantin Puisi - Nunung Noor El Niel

Epilog Pengantin Puisi
oleh Nunung Noor El Niel



KAWACA.COM | Saya mengenal Yoevita Soekotjo dari pertemanan di FB. Pertemanan itu membuat kami saling menyapa. Bahkan kami bercanda saling berkomentar. Apalagi setelah ia bergabung di grup Dapur Sastra Jakarta dan publikasikan karyanya di sana. Saya sering memberikan komentar- komentar mengenai penulisannya. Dari grup itu saya semakin kenal Yoevita yang selalu bersikap terbuka, jika karyanya dibicarakan di grup itu. Ia selalu menerima pendapat atau kritik dari siapa saja. 

Pada beberapa kesempatan kegiatan Dapur Sastra Jakarta (DSJ), saya ke Jakarta dan bertemu pertama kali dengannya di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Pertemuan kami pun semakin akrab. Bahkan tidak jarang kami nongkrong bareng. Saya pun semakin mengenal pribadinya dengan baik. Apalagi pada beberapa kesempatan acara yang diselenggarakan DSJ di Bali dan juga di Padang, membuat kami lebih akrab lagi. Perjalanan panjang itu membuat kami lebih terbuka mengenai masalah-masalah pribadi, keluarga, anak dan apa saja yang berhubungan dengan persoalan perempuan. Tidak jarang juga mendiskusikan hasil karya kami masing-masing. 

Yang membuat kami seperti senasib dan sepenanggungan adalah, karena kami sama-sama memiliki satu anak. Bagaimana kami harus tetap survive dalam kehidupan kami untuk tetap bisa mandiri. Namun pada dasarnya, kami sama-sama orang yang cukup keras dalam berprinsip. Kami hampir mempunyai pola yang sama dalam mengambil keputusan dan bertindak tapi tidak tertutup menerima pendapat, yang tentu saja dapat kami terima secara rasional. 

Demikian pula halnya dengan kerja kreatif kami. Seperti yang saya katakan tadi di atas, dalam soal berkarya, ketika ia ingin mengekspresikan kemarahannya di dalam karya, maka ia akan mengatakan hal itu apa adanya. Tetapi tentu saja tidak mengabaikan persoalan-persoalan seni sastra dalam karyanya. Sebuah pertanyaan panjang sempat tersimpan dalam benak dan perasaan saya, jika Yoevita mempublikasikan karyanya di statusnya atau di grup DSJ. Kapan ia mau diterbitkan. Sesekali saya mencoba menyinggung di inbox fb-nya, tetapi ia selalu menjawab santai. "Tenang sajalah, lihat saja nanti, pasti terbit," katanya selalu dengan canda dan tawa yang lepas. mengumpulkan karya-karyanya itu kemudian.

Ternyata kemudian, Yoevita akhirnya mewujudkan apa yang menjadi pertanyaan saya itu, berkat dorongan beberapa teman dekat. Judul dari kumpulan puisinya itu membuat saya sedikit tertegun karena pemilihan diksinya begitu kuat: Pengantin Puisi. Saya pun mendapat kehormatan untuk memberikan epilog buku kumpulan puisinya itu. Ini tentu saja suatu surprise bukan saja buat saya tapi juga teman-teman dan pencinta sastra. Semoga, buku Pengantin Puisi ini bermanfaat bagi kita semua, agar kreativitas kita juga ikut selalu terjaga. 

Sekali lagi selamat untuk Yoevita.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.