Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Kiblat Barat Timur

Kiblat Barat Timur

Kiblat Barat Timur
Kiblat Barat Timur

KAWACA.COM | Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Saw mengirim satu pasukan ke suatu medan perang. Dalam perjalanan, pasukan itu terjebak malam. Karena gelap, mereka tidak bisa mengenali arah kiblat ketika hendak shalat. Mereka pun shalat dengan menghadap ke sembarang arah yang diyakini sebagai kiblat. 

Namun keesokan harinya, ketika hari sudah mulai terang, sadarlah mereka bahwa pada malam itu mereka shalat tidak menghadap ke arah kiblat. Kemudian mereka menanyakan hal itu kepada Nabi Saw. Maka turunlah ayat: 
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.” (OS. al-Bagarah (2: 115). 
Ini adalah salah satu versi dari asbabun-nuzil ayat tersebut. Di samping Ini, masih ada beberapa versi yang lain tentang latar belakang turunnya ayat ini, di antaranya adalah dua riwayat berikut: 

1. Ayat ini turun berkenaan dengan shalat sunnah di atas kendaraan. Dalam hal ini seseorang boleh mengerjakannya dengan menghadap ke arah mana pun mengikuti arah kendaraan tanpa harus menghadap kiblat. 

2. Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ayat ini turun berkaitan dengan perubahan arah kiblat dalam shalat. Sebelumnya, kaum Muslim shalat dengan menghadap ke arah Baitul Magdis di Palestina, lalu turun perintah dari Allah agar kaum Muslim mengubah arah kiblat mereka dan menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram di Makkah. Berkaitan dengan peristiwa ini, orang-orang Yahudi menghembus-hembuskan keraguan dan berkata, “Apakah mungkin Ka'bah bisa berubah?” Maka turunlah ayat ini untuk membantah ucapan mereka dan mengatakan bahwa timur dan barat adalah milik Allah. 

Mungkin saja ketiga latar belakang turunnya ayat ini, seperti dikutip di atas, benar adanya, karena asbabun-nuzguil setiap ayat Alquran tidak terbatas pada satu peristiwa saja. Namun, yang terpenting adalah kita mengambil kandungan ayat tersebut dalam bentuk hukum umum, dan kadang-kadang dari satu ayat bisa diambil beberapa ketentuan hukum. 

Ayat tersebut sebenarnya masih berkaitan dengan ayat sebelumnya yang berbicara tentang orang-orang zalim yang menghalang-halangi penyebutan nama Allah di masjid-masjid, dan mereka berusaha untuk merobohkannya. 
"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat." (OS. al-Bagarah (2: 115)
Ayat tersebut menegaskan bahwa menghalang-halangi orang-orang yang ingin menyemarakkan masjid dengan sebutan Allah tidak akan bisa menghalangi peribadahan kepada Allah. 

Timur dan barat alam semesta ini adalah milik Allah Swt. Ke mana pun kita menghadapkan wajah, di situ ada Allah. Perubahan arah kiblat dilakukan semata-mata karena kondisi tertentu, tidak memiliki kaitan dengan tempat keberadaan Allah. Allah Swt tidak dibatasi oleh tempat. 

Oleh karena itu, ayat ini kemudian menyatakan, Sesungguhnya Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui. Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan timur dan barat dalam ayat ini bukan dua arah mata angin tertentu, tetapi merupakan kiasan yang menunjukkan seluruh arah.

Sumber: The Miracle of Shalat, Irwan Kurniawan, Marja: Bandung 2015.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.