Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Ibu Kota Baru VS Virus Baru - M. Hidayat

Ibu Kota Baru VS Virus Baru - M. Hidayat

Ibu Kota Baru VS Virus Baru
Oleh M. Hidayat



KAWACA.COM | Indonesia sedang gencar-gencarnya memindahkan ibu kota ke kalimantan yang mula-mulanya terletak di jakarta. Pemerintah menganggap kalimantan sangat cocok dijadikan suatu ibu kota bagi indonesia itu sendiri dan jakarta akan dijadikan daerah konstruksi atau perusahaan daerah. Namun, hingga kini hal tersebut hanya menjadi topik pembahasan yang hangat.
Di balik hal tersebut terjadi suatu masalah yang cukup serius untuk pemerintah cepat-cepat menangani masalah tersebut yakni masuknya virus korona (SARCoV-2) dengan sebutan terkenalnya Covid-19. Masalah ini berdampak buruk terhadap sektor-sektor yang ada di indonesia diantaranya pendidikan, tempat wisata, restoran, perbelanjaan dan tempat ibadah bagi penganut agama seperti masjid, gereja.
Awal mula virus ini berasal dari tiongkok yang ditemukan pada 31 desember 2019 oleh WHO yang kemudian dinyatakan sebagai public healt emergency of international concer pada tanggal 30 januari 2020. Hal ini sangat meresahkan penduduk disana yang telah menelan berjuta-juta orang tak bersalah. Segala antisipasi telah dilakukan pemerintah tiongkok mulai pembasmian dan penanganan bagi orang yang terjangkiti virus tersebut.
Hal ini berdampak pada negara yang lain contohnya penerbangan anatar dunia ditutup dan juga ibadah umat muslim (ibadah haji) sementara ditutup dengan harap agar virus tersebut tidak mewabah lebih luas akibat hubungan dengan orang yang terkena penyakit berbahaya itu. Virus tersebut menular lewat udara dan bersentuhan antar badan.
Begitu juga negara indonesia yang mulai tertimpa penyakit tersebut. Sekitar 69 telah tercatat terkena virus korona dan 5 orang telah meninggal dan sebagian orang yang lain masih tidak di temukan. Hingga badan kesehatan kesulitan dan kelimpungan mecari orang yang positif terinfeksi penyakit baru tersebut. Dan salah satu upaya pemerintah menanggulangi hal tersebut mereka menghimbau pada warga negara agar mejauhi orang yang mungkin terjangkiti penyakit tersebut dan selalu membasuh tangan sebelum makan. hal ini merupakan perilaku sederhana untuk menanggulangi tertimpa penyakit korona (social distancing).
Mungkin hal ini tidak terlalu seram bagi kita namun hal tersebut merupakan bukti adzab dari tuhan yang maha esa. Dari pemikiran yang saya dapatkan dari sebuah analisa bahwa seorang pemimpin suatu negara mengatakan bahwa “tiada sesuatu yang bisa menghalangi kehebatan saya dari segi mana pun” maka akibat kecongkakan pemimpin tersebut allah memberikan wabah kecil yang dikenal dengan korona dan juga di negara asing sangat banyak orang yang suka mengkonsumsi daging yang haram dimakan apalagi dimakan mentah tanpa dimasak. Hal tersebut sangat dilarang oleh agama islam sendiri namun banyak orang dari agama lain tidak menyadari akan bahayanya mengkonsumsi makanan yang halal. Mau apalagi kita setelah azab yang telah allah berikan akibat perbuatan manusia. Hanya sabar dan tabah yang perlu kita terima dari perbuatan kita sendiri.
Melihat keresahan warga indonesia dibuktikan dari meningkat omset penjualan masker yang terus diburu oleh warga sebagai salah satu pencegahan akan udara yang membawa virus yang dapat menular dari saluran pernafasan. Hal ini menjadi kesempatan untuk mejualnya secara mahal hingga melampaui batas harga yang semula dan akibatnya bagi perekonomian tidak stabil dan kepatisan sosial. Dan dari segi sosial antar manusia semakin menurun sebab dilarangnya berhubungan antar orang yang terjangkiti korona. Dalam penuturan seseorang yang kini menetap di bali, disana orang tiongkok atau cina dihujat oleh warga bali dengan sebutan korona. Hal ini tidak patut dilontarkan dari mulut kita akan perkataan kotor yang membuat orang merasa tersakiti. Seharusnya kita hanya menghindarinya saja tidak perlu menghujat orangnya.
Seharusnya kita melakukan tiga langkah dalam menanggulangi virus korona yakni host, agent, dan environment. Dalam artian mengatasi virusnya atau penularannya dan lingkungannya bukannya menghina antar sesama.
Dari langkah host diatas masih begitu sulit diterapkan, yaitu menemukan antivirus atau vaksin terhadap virus korona. Karena sulitnya melakukan langkah diatas bisa kita atasi dengan dua faktor lain yakni memutuskan rantai penularan dan menjaga kesehatan tubuh dengan makan yang sehat dan banyak olahraga dan juga ketika kita sedikit mengalami sakit maka segeralah berobat ke rumah sakit. Apabila kekebalan tubuh kita kuat maka kemungkinan korona akan sulit merasuki raga kita.
Jadi, hal ini yang salah kita memaknakan memutuskan rantai penularan yang mungkin kita kenal saat ini menghindari orang lain yang telah digambarkan diatas sebagai contoh keccilnya. Padahal indonesia terkenal dengan kultur hidup bermasyarakat. Jika hal ini dilakukan terus menerus tidak akan ada lagi yang namanya pendidikan dan ibadah sebagai kewajiban pemeluk agama dan juga tidak akan ada kantor atau instansi yang buka. Padahal tidak semuanya kita bisa melakukan dengan sistem online dari genggaman tangan.
Jika melihat ke depannya atau jangka panjang, maka kegiatan perekonomian, pendidikan dan sosial bisa lumpuh selamanya. Apalagi nanti dari pemerintah mengambil suatu keputusan lockdown. 
Alangkah baiknya pemerintah mencari solusi lain yang mungkin lebih efektif dan menyerupai dengan memutus rantai penularan itu sendiri dengan tujuan tidak mengurangi aktivitas warga yang ada misalnya perekonomian, pendidikan dan sosial. Salah satunya dengan selalu membasuh tangan sebelum makan dengan sabun dan ketika sakit segeralah ke rumah sakit dan juga memakai masker agar tidak menular penyakit tersebut dan istirahatlah di rumah masing-masing sebagaimana solusi yang saya ajukan di awal.
Dari pada pemerintah sibuk dan pusing memikirkan lockdown maka seharusnya yang dilakukan bagaimana memberikan bantuan berupa makanan yang bergizi secara gratis, layanan rumah sakit gratis dan masker penutup muluk secara gratis. Tidak hanya itu pemerintah harus sering-sering mengadakan sosialisasi kepada warganya apa itu korona dan bagaimana mencegah penyakit tersebut dan lebih luasnya bagaimana hidup sehat dan segeralah pergi ke rumah sakit jika mengalami sakit ringan seperti demam, pilek dan lain-lain. Karena jika kekebalan tubuh rendah maka kita akan mudah terserang penyakit salah satunya korona.
Jadi, marilah kita memikirkan waktu panjang kita yang akan kita jalani kedepannya. Karena masa kini adalah gambaran atau bekal kehidupan kita di masa mendatang. Bagaimana kita menjadi warga Indoneisa pintar kalau pendidikan terus ditutup dan perusahaan tempat warga mengasah kemampuan yang mereka miliki harus ditutup yang mungkin dapat berdampak pada menurunnya perekonomian negara. Hal ini disebabkan hanya virus korona yang semakin hari semakin mewabah ke penjuru.

__
M. Hidayat merupakan santri Annuqayah Lubangsa, dan mahasiswa INSTIKA Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Prodi ES, tempat kelahiran Jelbudan- Dasuk- Sumenep. Sekarang sedang berteduh di Gubuk Sastra Annuqayah (GSA). Ia aktif di Sanggar Kopi, Iksaputra. Bisa kunjungi penulis di Fb: hidayat ad-dasuki Email: hidayataddasuki@gmail.com.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.