Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Puisi Pilihan Harris Priadie Bab

Puisi Pilihan Harris Priadie Bab


KAWACA.COM
HARRIS PRIADIE BAH (HPBah) adalah seorang sutradara, aktor, penyair, dan dosen di London School of Public Relation Communication and Business Institute. Pendiri Kelompok Teater Kami ini lahir, 7 Januari 1066. Buku puisi tunggalnya yang telah terbit: Sabda Puisi: Sajak-Sajak Apostolik (2019) dan Jalan, Kesaksian dan Sajak (2020). Kini dia tinggal di Bekasi sambil terus berproses kreatif dalam teater, sastra, dan lain sebagainya.

JALAN

jalan ini tiada berujung
arah kembali dan pergi adalah tujuan
yang dibermulakan pada titik akhir perjalanan
bagai cermin yang melemparkan kenyataan pada dirinya sendiri

jalan ini jalan tak bernama
sebuah nama jalan yang menyangkali keberhadirannya dirinya sendiri

orang-orang berjalan tanpa kata
sebagai pejalan yang menemukan langkah kaki-kaki
pada rutinitas hari hari
yang tak membutuhkan petunjuk bagi tujuannya.

jalan ini tiada berujung
kemana pun engkau datang
dari mana pun engkau kembali
hanya akan engkau dapati dirimu sendiri

22 Oktober 2020


JALAN KESAKSIAN DAN SAJAK

lewat sajak
aku hendak bersaksi
sebuah kesaksian tentang jalan kebenaran dan hidup
jalan yang tak seorang pun dapat melewatinya
dengan pikiran-pikiran palsu

dibutuhkan keberanian untuk takut mengkhianati kata
sanggup percaya kepada makna kebenarannya
bahwa hidup adalah memualiakan kata.

22 Oktober 2020

PIGURA CINTA
: kepada RMS

sebuah senyum
memasrahkan dirinya pada bibir
siang yang kepanasan terteduhkan oleh kehadirannya
aku menyerupa pejalan
yang ingin cepat-cepat pulang

namun aku sekarang
telah tidak kemana-mana sesungguhnya
terpenjara pada pigura
yang ada senyum itu
di dalamnya

dunia mengambil jarak dengan keintiman
keramaian menjadi hantu yang mencemaskan
di dalam rumah yang jendelanya begitu pasrah menyerahkan dirinya
kepada angin
aku menghabiskan waktu waktuku bersama pemilik senyum itu

13 Juli 2020

DOA

Tuhanku
rindu ini sungguh bukan kepalang
cahayaMu mengekalkan ingatan

pada malam hari yang bisu
aku menemukan diriku terjaga di tepi ranjang
tampak lelah dan sia-sia

lalu ingatan itu menghadir
menggenapi keganjilan hatiku
dalam kerinduan yang purba

Tuhanku
Rindu in sungguh tak bisa kutanggungkan
cahayaMu melumatkaan diriku

memujiMu dalam penyembahan
adalah kemewahan yang kumiliki
berdiri di altarMu dalam suka cita

Tuhanku
rindu ini bukan kepalang
aku tak bisa ingkar

15 Mei 2020

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.