Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Puisi-Puisi Jack Efendi

Puisi-Puisi Jack Efendi

Untukmu yang Terpilih

Aku yang masih tabah merawat getar
Meski musim berganti menjadi sangar
Semula aku yang menenun khayal
Menjadi sebauh ikatan yang halal

Jarak bukan menjadi pemisah
Bagi niat penyempurna ibadah
Untukmu yang  membuatku bahagia
Menjadi lentera ketika gulita

Kini aku harus menyendiri
Menuliskan namamu di dalam puisi

Katamu, kau dan aku sama sama terluka
Oleh keadaan yang tak bisa dipertahankan

Dan aku,
Berulang kali meyakinkan kegamangan hatimu
Dengan segala ketulusan yang sederhana

Jarak bukanlah pemisah
Ia adalah batas jeda untuk kita
Agar sama sama menyiapkan jiwa
Bukan untuk memantaskan diriku atas hatimu
Melainkan meneguhkan jiwa raga
Sebagai sandaran yang tegap untukmu kelak

Mokokerto, 16 November 2017

Kepada Pemilik Andromeda
: Rindra Deviasti,SST

Pernah ingin kuakhiri laju napasku
Terlalu perih untuk aku sengalkan dalam kasidah
Luka luka yang mengangah di sekujur tubuh
Membuatku terkapar di jalan bebatuan

Aku semakin anfal menunggu maut
Hingga separuh ragaku telah beku
Hanya telingaku yang masih waras mendengar
Sedang matamu terasa alum menuju tutup

Lamat lamat kudengar suaramu
Menembangkan sekar asmaradana
Merdunya gema suaramu
Menghentikan daun daun yang gugur untuk tetap mengambang

Bahkan aku gerakkan jemariku
Untuk mengusap setengah wajahku
"Siapakah pemilik suara nan indah ini"

Benarkah engkau adalah waranggana yang ditinggalkan oleh pengrawit
Sedang gamelan masih bisu tanpa talu
Kau tetap melaraskan sekar macapat
Bait baitnya menjadi nubuat untuk kudengarkan

Suaramu yang semakin nyata di telinga
Menghentikan niatku untuk mengakhiri denyut nadi

"Betapa nestapanya engkau, wahai Kisanak"
Ucapmu memaksaku untuk membuka mata
Kau bebat luka di ragaku
Dan bilur bilur yang menggurat, telah kau jinakkan perihnya

"Mengapa kau selamatkan aku dari kematian yang ingin kupilih"

Sebaris kalimat terucap dari bibirmu
Laksana sabda pandita mengudar wejangan

"Aku ingin kau pulih... Dan terus menulis meski perih"

Kau adalah lumbung puisi dari lelaki ringkih

Perempuan Seberang Perempatan
:Siti Khamdiyah

Jalan lurus dari lereng Pawitra
Membawaku menuju perempatan seberang balai desa
Umbul umbul terpasang di perempatan
Segala niat telah menjadi perikatan

Pinangan telah aku haturkan
Hari akad sudah ditentukan
Di samping gapura balai desa
Aku tersalip oleh pegawai bina marga

Percakapan Batin

Ada hening yang melambari jiwa
Sekeping hati menanting resah
Sepasang kursi yang bertapa di beranda
Enggan memangku raga yang kian remah

Hanya pasang kaki meja yang sanggup menyunggi
Gelas kaca yang telah terseduh bubuk kopi

Percakapan batin menjadi monolog
Sedang detak jantung mengantar epilog
Tak ada bilik yang longgar
Tali batin juga mengudar

Tak ada percakapan yang terdengar
Lentera semakin meredupkan binar


Jack Efendi, Lelaki yang menyukai perempatan ini lahir 11 Februari 1982. Menulis sastra semenjak duduk di bangku SMP. Karya-karyanya sudah dimuat sejumlah media dan buku bersama. Kini menetap di Mojokerto sebagai guru sekolah sambil terus menulis.







Baca Juga:

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.