Dari Senja untuk Pagi - Vita Balqis
Aku ingat betul saat kau bercerita tentang impianmu, tentang apa yang kau perjuangkan, tentang kesederhanaan, tentang daerah tertinggal, tentang deritamu dan derita mereka. Matamu berbinar, bertutur penuh semangat. Kau berkata penuh keyakinan sambil sesekali berkelakar.
7 tahun telah berlalu. Hujan telah menghapus cerita. Kemarau membakar daun-daun kenangan yang kering, hingga meranggas ke akar. Tak ada lagi percakapan, tak ada lagi persahabatan. Kau berlari ke Timur dan aku tetap di Barat. Tak ada lagi kabar.
Tapi malam ini, aku bahagia. Bahagia menyaksikan bahwa semua impianmu terwujud. Kau sangat layak mendapatkan penghargaan atas perjuangan dan kerja kerasmu. Aku juga turut bahagia, mendengar bahwa kau telah menikah. Saat kau ucapkan “...terima kasih kepada istri saya...” sambil memegang trophy penghargaan di sebuah stasiun tv swasta.
Aku tetap bangga. Sekalipun aku menjadi sahabat yang terlupa. Yang tak sengaja melihatmu dari layar kaca.
Ingat? Seperti pagi itu...
Kita berawal dari layar kaca dan lewat layar kaca pula semua itu berakhir. Semoga kau selalu bahagia dan senantiasa dalam lindungan-Nya.
Senja tetaplah senja, tak akan mampu seperti pagi.
