Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Buku: Kata Menjelma Rasa Karya Jamaluddin Al-Athar

Buku: Kata Menjelma Rasa Karya Jamaluddin Al-Athar



KATA MENJELMA RASA
Jamaluddin Al-Athar

Prolog: Aguk Irawan MN (Prolog Buku Kata Menjelma Rasa)
Epilog: Sofyan RH. Zaid (Kebahagiaan Puitik)
Sampul dan Atak: Kamil Dayasawa
Cetakan Pertama: April, 2018
Diterbitkan oleh:
TareBooks
(Imprint TareSI Publisher)
Jl Jaya 25, Kenanga IV, Cengkareng, Jakarta Barat 11730
taresi.publisher@gmail.com

Ukuran: xv + 100 hlm ; 12,5 x 19 cm
ISBN: 978-602-50225-9-3

Harga: Rp 30.000
Pemesanan: WA +6285797212299T atau TareSIPublisher (fb)

UCAPAN SYUKUR PENULIS


Tak ada kata yang indah dan mampu diucap dalam kehidupan yang gelap ini, melainkan kata puji syukur kepada Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Pengasih terhadap hambanya, sehingga pada kesempatan ini penulis bisa menyelesaikan sajak-sajak kehidupannya dalam lindungan dan keridhoannya dengan memberi judul “Kata Menjelma Rasa”. Sanjungan kepada seorang revolusi perubahan besar dunia, sosok panutan yang agung Nabi Besar Muhammad Saw, yang selalu mencintai umatnya tanpa henti.
Rasa terima kasih terucap untuk kedua orang tuaku yang selama ini tidak pernah putus asa mendidik dan menasehati anak-anaknya sehingga mampu menjadi generasi yang mampu bertahan untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan. Tak lupa juga kepada guru-guruku yang selama ini sabar dan penuh keikhlasan memberikan dorongan dan motivasi ilmu penuh khidmat, sehingga penulis mampu meramu kehidupan ini dengan beragam tafsir dan makna. Khusus bagi guru, motivator, dan pembimbing spritual dan emosional  di pondok pesantren  yang selama ini mendidikku dengan penuh semangat, menjadikan penulis lebih dalam memahami makna hakikat kehidupan yang setiap hari mengalami degradasi-degradasi dalam segala hal. Kepada sahabat-sahabat karib yang selama ini menjadi cermin kehidupan dalam berbagi pengalaman, ilmu dan wawasan menjadikan penulis banyak kosa-kata untuk merangkainya menjadi mutiara-mutiara indah untuk membangkitkan minat membaca.
Terima kasih kepada penerbit yang dengan terbuka menerima goresan-goresan sederhana ini untuk diterbitkan, guna menambah serta memenuhi perpustakaan siswa dan mahasiswa.
Tak ada harapan lain, selain kemanfaatan dan keberkahan sajak-sajak ini. Memohon Doa dan bimbingan selalu kepada orang tua, guru, sahabat-sahabat agar tetap bisa berkarya dan menata kehidupan ini dengan rapih dan indah.
                                                 
Cirebon, Januari 2018

ENDORSEMENT

Puisi-Puisi pendek Jamaluddin Al-athar dalam antologi ‘Kata menjelma rasa’ banya menyajikan kesimpulan-kesimpulan kecil ketika menghayati berbagai momentum kehidupan pribadinya. Walaupun kesimpulan tadi kadang terkesan sebagai lintasan-lintasan apresiasi subjektif, namun ia berusaha seperti ungkapannya: “berhentilah berbicara saat memasuki ruang cela-mencela”. Kejujuran merupakan moral dasar dalam mencipta puisi, dan Jamaluddin Alathar sudah menemukannya.
-Iman Budhi Santosa, Penulis buku kumpulan Puisi Ziarah Tanah Jawa)

Maka Jamaluddin itu adalah puisi yang berjalan pelan, melangkah sederhana, di jalan panjang sebuah malam bernama rindu. Ia melambai ke Tuhan, berbisik kepada alam, dengan jiwa yang terus merapal do’a-do’a, terus mencintai tanpa rasa sait hati.
Marhalim Zaini -  Penyair

Sajak-sajak Jamal memantulkan pertautan yang intim antara seorang hamba dengan sang penciptanya. Cara ucapnya sederhana, metafor-metafornya karib dengan hidup kita sehari-hari, tapi meskipun demikian kita merasakan adanya spontanitas dan ketulusan dalam ekspresi-ekspresinya. Aganya bagi Jamal menulis puisi hanya laku lain dari beribadah.
-Tia Setiadi, Penulis buku kumpulan sajak Tangan Yang Lain.

Puisi selalu menemukan jalan kesunyian. Dan betapa pun gulita di dalamnya, ia kemudian jadi nyala. Tak selalu menerangi, memang. Namun, kehadiran puisi memberi arti betapa dalam gelap pun masih ada asa. Membaca ‘Kata menjelma rasa’  merasakan bagaimana rasa diasah dengan kegelisahan spiritual bernama Cinta.
-Candra Malik, Sastrawan Sufi

Bagi saya penyair tidak saja usaha mendandani kata-kata, bagai perempuan dengan lipstik dan mik-upnya, tetapi  menyampaikan gagasan yang bermuara pada pencerahan, baik dari pengalaman terdekat dari dirinya atau kesaksian yang dicermati dari luar dirinya dengan bahasa puisi. Oleh karenanya seorang penyair harus peka mengamati baik dari dalam maupun luar dirinya. Ketika pembaca menangkap misi tersebut dan merasa dicerahkan makan puisi tersebut telah mendapatkan tempatnya sebagai puisi yang bermanfaat. Kendatipun demikian usaha untuk menyampaikan misi pencerahan tentulah dengan bukan kata-kata biasa tetapi menjadikannya kata-kata puisi. Pada kumpulan puisi:  “Kata menjelma rasa “ karya Jamaludin saya melihat ada usaha untuk menyampaikan misi pencerahan dengan kata-kata puisi di beberapa puisinya, serta usahanya mengasah  kepekaan diri baik pengalaman diri maupun apa yang ia lihat di luar dirinya.
-Asrizal Nur, Penyair. Sekertaris Umum Yayasan Hari Puisi, Pembina Rumah Seni Asnur. Depok

Setiap mahluk selalu memiliki rasa rindu, terutama rindu kepada Tuhan. Begitulah fitrah manusia. Puisi-puisi yang ditulis Jamaluddin ini merupakan puisi-puisi rindu, perhatian terhadap alam, lingkungan, dan Tuhan. Membaca puisi-puisi dalam kumpulan ini, mengaja kita untuk melihat suasana batin penulisnya.
-Fachruddin Basyar, Panulis buku kumpulan puisi hanya melihat hanya mengagumi

Membaca puisi-puisi dalam buku ini seperti melewati sebuah jalan sunyi. Kata menjelma rasa, bahkan juga semacam rahasia, bagaimana tafsir seorang anak manusia dalam perjalanan waktu. Ada cinta dan rindu, tetapi ada juga elegi kemanusiaan yang ingat pada spiritualitas keberadaan diri dan Tuhan setelah merantau pada berbagai keasingan. Ketekunan penyair dapat melahirkan puisipuisi yang main mengejutkan di masa depan. Salam progresif.
-Budhi Setyawan, Penyair , Penulis Buku Sajak-Sajak Sunyi.

Membaca ‘Kata menjelma rasa’ Membuat aku merasakan wisata yang tak biasa. Dalam setiap bulir metafornya terkandung imajinasi menakjubkan yang mengarah pada keindahan dalam spiritualitas (tauhid). Hati-hati membaca buku puisi ini, akan membuat anda mengalami terapi religi yang imajinatif.
-Fileski – Presiden Negeri Kertas

Kata Menjelma Rasa adalah sekumpulan puisi yang mengandung pesan-pesan Ilahiah, sarat perenungan, dan penuh muatan moral. Membaca puisi-puisi di buku ini, mengajak pembaca ke jalan spiritual pengarangnya. Begitulah lumrahnya, bahwa puisi, bukan sekadar deretan diksi yang mengutamakan estetika, tapi juga etika, sehingga menumbuhkan “rasa”, dan pembaca mendapatkan “sesuatu” di dalamnya.
-Muhammad Subhan, Penulis & Pegiat Forum Aktif Menulis Indonesia

Puisi-puisi yang terdapat dalam buku ini serupa kotak yang menyimpan seribu rasa. Ada nasehat, ada kecintaan, ada rindu, ada elegi, ada ujaran, dan seterusnya, menyatu padu pada ruang. Dan kepada-Nyalah ia menuju.
-Indra Intista, penikmat puisi, Dharmasraya


PROFIL PENULIS
Jamaluddin, lahir 13 November 1992 di Cirebon.  Pendidikan awal di TK AnNashuha     Kalimukti, kemudian melanjutkan tingkat dasar di MIS ANNashuha dibawah naungan Yayasan Pondok pesantren An-nashuha, setelah kurang lebih delapan tahun di lingkungan pesantren, penulis mencoba mencari wawasan dan lingkungan baru untuk tingkat menengah Pertama di SMP N 2 pabedilan. Penulis disamping mengenyam pendidikan umum, “sambil menyelam minum air” penulis belajar mengaji kitab kuning di pondok pesantren Raudlatut-Tholibien Kalibuntu-Cirebon. Setelah  tiga tahun pendidikan menengah pertama penulis melanjutkan belajar dengan meninggalkan desa kelahirannya hijrah untuk menuntut ilmu di pondok pesantren.

Penulis melanjutkan pendidikan di SMK ALshighor jurusan Tekhnologi Jaringan sekaligus belajar di pesantren international islamic Boarding School Alshighor Gedongan-cirebon. Kemudian sekarang penulis sedang melanjutkan pendidikan S1 di IAIN syekh Nurjati Cirebon Fakultas Adab Dakwah dan ushuluddin Jurusan Sejarah Peradaban Islam . sekarang masih bertempat tinggal di Yayasan International Islamic Boarding School Al-Shighor, Gedongan-Cirebon.

Penulis memiliki beberapa karya di antaranya kumpulan Puisi “sajak-sajak kehidupan Al-athar(2013), Pesantren Imajinasiku (2014)”,Suluk Air Mata (2015), Mahar untuk Istriku (2016) dan kumpulancerpen “Facebookkufacebookmu (2014)” Penulis mulai gemar dalam dunia sastra dimulai sejak masih dibangku sekolah dasar. Motivasi dalam hidupnya adalah realita kehidupan, dan harus berani menantang problematika kehidupan. Penulis bisa dihubungi melalu No. Hp 085797212299 atau vie Fb:
Jamaluddin Al-athar. Email Rizkiberkah65@gmail.com

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.