Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Begini Cara Murid SDN Borong Didekatkan pada Puisi

Begini Cara Murid SDN Borong Didekatkan pada Puisi

#KAWACA.COM ~Tanggal 8 September telah ditetapkan sebagai Hari Aksara Internasional (HAI) oleh UNESCO. Momen ini sering diperingati pula sebagai Hari Literasi, bukan hanya terkait keaksaraan, tapi juga mendorong minat anak-anak pada karya sastra. 

Momen inilah yang dimanfaatkan oleh penulis Rusdin Tompo untuk mendekatkan anak-anak pada sastra, khususnya puisi, di SD Negeri Borong Makassar, Sabtu (8/9/2018). Rusdin, yang dikenal sebagai aktivis hak anak, meminta anak-anak membaca puisi dari penyair Sulawesi Selatan yang dimuat di salah satu koran lokal Makassar. Juga puisi-puisi dari buku karya Faiz, berjudul "Untuk Bunda dan Dunia". Faiz menulis bukunya itu ketika dia baru berumur 8 tahun.

"Saya mencoba cari metode untuk memotivasi anak-anak dekat dan menggemari puisi," jelas lelaki yang sudah menerbitkan tiga buku kempulan puisi itu.

Pada pertemuan pagi hingga siang tadi, murid-murid diberi materi tentang puisi secara sederhana. Rusdin menyampaikan bahwa mereka bisa membaca puisi, tidak hanya yang dimuat di koran atau di buku-buku, tapi juga di media sosial. Sebagai kids zaman now, yang merupakan generasi milenial, mereka bisa membaca karya sastra digital.

"Yang sudah punya facebook atau instagram misalnya, bisa membaca puisi yang diposting di medsos tersebut," kata Rusdin sembari mengingatkan agar anak-anak kritis dan bijak bermedia sosial.

Dalam legiatan ini, anak-anak lebih banyak diajak mencoba langsung. Mereka diminta membaca dan memahami isi puisi, lalu mempraktikkannya. Ada anak yang membaca puisi sendiri, tapi ada juga yang membaca puisi secara berantai, seperti puisi karya Rusdin berjudul Kata Sebagai Senjata yang dibaca oleh 4 anak. Sedangkan yang masih malu-malu dibolehkan tampil bersama.

"Ini masih tahap awal jadi sifatnya mengenalkan puisi. Nanti di pengujung program mereka akan menampilkan musikalisasi puisi," jelas Rusdin yang selama ini memang menggunakan seni untuk membangun kesadaran kritis anak.

Kegiatan yang dilakukan Rusdin Tompo bersama murid-murid SD Negeri Borong ini merupakan bagian dari Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. 

Ada 40 anak yang berpartisipasi dalam Program GSMS ini, mereka terdiri dari murid kelas 3 sampai kelas 5. SD Negeri Borong merupakan satu sekolah peserta Program GSMS 2018 yang ditunjuk atau dipilih oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar. GSMS ini mencakup sejumlah SD, SMP dan SMA/SMK di Sulawesi Selatan.

Kepala SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar dan Kemendikbud karena sekolahnya dipercaya sebagai bagian dari Program GSMS 2018. Bu Indri, begitu beliau akrab disapa, berharap program ini bisa semakin memotivasi anak-anak mengembangkan hobi dan bakatnya di bidang seni budaya.

"Program ini akan memberi ruang  bagi anak untuk mengespresikan potensi dirinya, juga menumbuhkan sikap kreatif anak sesuai minat masing-masing," kata Bu Indri.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.