Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Puisi-Puisi Sovian Lawendatu

Puisi-Puisi Sovian Lawendatu

LAUT 

akulah laut
muasal hidup dan maut

ketika bumi hampa bentuk
wajahku pekat kabut
di atasku menari-nari merpati putih
berkilau bersih lebihi malaikat suci
sementara angin membuai-buai
sampai aku lelap dan bermimpi
mimpi kecup pipi si luci
peri centil yang pintar nyanyi

aku asin di hulu
tawar di hilir
aku berhulu di pesisir
berhilir di gunung-gunung, di lembah-lembah
di perut garba, di enam benua, di kutub utara
di kerumunan mega-mega

cakrawala hanya dinding
wujudku yang satu dari wujudku yang lain

kusedia ikan, garam, lokan, karang
kukirim arus, ombak, gelombang, hujan, bah, bandang
kusembur api, bebatuan, belerang
dari kawah-kawah vulkan
untuk kehidupan
untuk kematian

di tatap nanap mata purba
aku titisan dewa-dewa
tahta Tagaroa, Tangaroa
singgasana Munakata No Kami, Tam Kung, Mannan, Baruna
kediaman Poseidon, Neptunus, Gonaqade't, Anget, Ea
pencipta dan pemusnah semesta

aku laut
timbunan bangkai dan sampah
genangan peluh dan air mata
limbahan darah dan jenazah

menatap bening wajah langit
kurindu Tuhan dan diriku yang granit
maka kubuang segala bangkai
segala sampah
dewa-dewa

aku laut
muasal hidup dan maut
saat taufan mengamuk
segenap makhluk melaut.

(Bitung, 30062018)


MANE'E
(Cerita Buat Prof. Gufran Ali Ibrahim

ikan-ikan yang masuk surga liwat puisimu
semalam telah turun di Kakorotan
"kami memenuhi undangan pesta panen tahunan, " terang ikan-ikan itu tertawa girang. 
kau yang kagum mendengar cerita ini pun tersenyum riang sambil terus menikmati ikan elong bakar di Melonguane yang, syahdan, bukan hasil januran pawang di upacara Mane'e. 

(Talaud, SMS, 20 - 21 April 2018)


PERANG LAUT
(dari Mayor Rahasia hingga Tuan Fukuyama)

dari tidur panjang moyang pahlawan
kupukul lantang nanaungang
mencabik hening malam
menghingar teduh lautan

inilah genderang perang
putra Tagharoa lawan akhir zaman

perang tanpa armada tanpa panglima
sebab kora-kora tinggal rangka
Hengkeng Naung tinggal debu sejarah

kutunggang hiu beribu hiu
kuterjang gelombang segala gelombang
seperti upung Timpuang yang tangguh
kuhantam taufan dengan dumalombang

abad legam
roda waktu keras logam
tak kubiar melibas mutiara moyang
menggilas kemanusiaan

dengan taring raja laut
kuretas jalan arus
yang menggulung pulung-pulung di palung Oseanus
dengan sirip penguasa samudra
kutetak rantai raksasa
yang membelit raga jiwa di semesta gurita

musuh lindas
neraka tandas
buana raya gemilang
langit kelip gemintang
kutiup keras behongang
putra Tagharoa tumpas akhir zaman.

(Bitung, 03052018)

______
Kamus Kecil Bahasa Sangihe:

1) nanaungang : sejenis gong
2) tagharoa : mahadewa laut
3) kora-kora: perahu perang
4) dumalombang: naga sakti tunggangan Ghumansa Langi, cikal bakal para raja di Sangihe
5) pulung-pulung: cucu-cucu
6) behongang: terompet dari kulit kerang.


____
Sovian Lawendatu, selain dikenal sebagai penyair, ia adalah seorang esais dan kritikus sastra yang produktif. Lahir di Kampung Sawang, Sangihe, 20 Mei 1968.  S-1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Manado. Sebagai Mahasiswa Berprestasi I FPBS IKIP Manado (1990), diangkat sebagai Guru / CPNS. Pada 2001, mendirikan Sanggar Teater ‘Cakrawala’ SMA N 1 Bitung. Pada 2003-2004, membina Majalah ‘Cendekia’ SMA N 1 Bitung. Cerpennya di muat di beberapa media majalah Spektrum,  Manado Post dan lain lain. Puisi-puisinya diterbitkan dalam buku antologi Sasambo (1991). Karya-karya esai dan kritik sastra yang ditulisnya dimuat berbagai media lokal dan Nasional.


Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.