Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

PBSI UNEJ '17 Mematahkan Mitos Sastra dengan Karya

PBSI UNEJ '17 Mematahkan Mitos Sastra dengan Karya


Selama ini kita mengenal salah satu mitos sastra kalau jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hanyalah tempat mahasiswa hanya belajar teori sastra atau 'batu loncatan' untuk menjadi guru bahasa Indonesia. Namun mitos tidak selalu benar. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember (Unej), misalnya, tidak hanya mendidik mahasiswanya agar menjadi guru atau mengerti teori sastra, mereka juga bisa berkarya sastra. 

Bagaimana pun menulis karya sastra, puisi atau cerpen, merupakan kerja kreatif. Kerja kreatif itulah yang seharusnya menjadi salah satu tujuan inti jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Persoalan apakah mereka setelah lulus nantinya menjadi sastrawan atau guru, itu soal lain. Kalau mereka menjadi guru, akan menjadi guru yang kreatif dan inspiratif bagi anak didiknya. 

Kita tahu selama ini banyak guru bahasa Indonesia dan sastra itu hanya bisa mengajar, tapi tidak bisa menulis dengan kreatif. Padahal masa depan sastra itu sendiri, salah satunya berada di tangan guru bahasa Indonesia dan sastra, siswa, serta mahasiswa jurusan bahasa dan sastra.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,  Unej angkatan 2017 bisa menjadi contoh bagi kita semua. Mereka telah mampu melahirkan 6 buku antologi puisi dan cerpen bersama sekaligus. Buku tersebut juga dipasarkan secara luas dan terbuka, bukannya hanya sebagai buku kenang-kenangan.

Keberanian mereka memasarkan karya sastra mereka juga layak kita apresiasi karena itu menunjukkan bagi kita semua: mereka percaya diri dalam berkarya dan siap menerima segala saran dan masukan dari pembaca. Siswanto, sastrawan dan dosen muda yang menjadi mentor creative writing mereka mengungkapkan: "Tradisi menulis dan berkarya sastra khususnya di PBSB UNEJ memang sangat digalakkan. Hal itu juga demi kebaikan mereka sendiri nantinya saat lulus dan hidup di tengah-tengah masyarakat dengan profesi apa saja".

Siswanto menambahkan, "paling tidak ada empat alasan keberhasilan tradisi berkarya di sini, yaitu kesadaran mereka dibuka bahwa berkarya sastra itu penting, dukungan dari pihak kampus, kami sering membuat acara sastra dengan mengundang para sastrawan, dan ada sosok sastrawan di kampus ini yang menjadi teladan bagi mereka, misalnya Pak Ahmad Taufiq."

Berikut judul buku beserta harga pre-order buku mereka:

1. Cerita-cerita dari Negeri Hujan (Rp.45.000)
2. Rapuh, Hening, dan Bisu (Rp.55.000)
3. Api, Laut, dan Sepotong Kisah (Rp.55.000)
4. Kotak Kayu (Rp.50.000)
5. Musim yang Retak (Rp.40.000)
6. Haiku dan Hujan yang Terlambat (Rp.45.000)

Dengan demikian, mereka telah mematahkan mitos sastra yang ada selama ini. Enam buku yang menarik, bagi yang tertarik, bisa langsung memesannya melalui WA 085259332994 dengan batas PO 31 Desember 2018.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.