Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Mendalami Surat-Surat Kartini bersama Keluarganya

Mendalami Surat-Surat Kartini bersama Keluarganya



Peringatan Hari Kartini pada bulan April di sekolah-sekolah tidak harus dirayakan dengan mengenakan busana budaya tradisional dari daerah-daerah. Perhelatan mengenang perjuangan pahlawan emansipasi wanita dirasakan agak beda bagi siswa siswi dari sekolah SMK Tanjung Priok II dan SMAN 110 Jakarta Utara, 18/4/2019.

Siswa siswi SMK dan SMA peserta generasi melineal ini selama 5 jam, mendapat Workshop Reusing dan Writing “Surat-surat Kartini Menjadi Monolog” yang diadakan oleh Dinas Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara, dengan pembicara Maya Azeezah, Sofyan RH. Zaid, Heru Antoni, Askar KRT dan Eki Thadan sebagai moderator.

“Generasi milenial perlu diperkenalkan lagi tokoh-tokoh pahlawan bangsa, tidak saja peranannya tetapi juga pemikiran dan gagasan yang akan menjadi inspirasi pelajar, harapannya mereka menyontoh semangat belajar, membaca literasi, karena para pahlawan adalah orang-orang yang mau belajar,” kata Jeje Nurjaman Kepala Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara dalam sambutannya yang diwakili oleh Sopian.

“Bagaimana Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara 21 April 1879, meninggal pada usia 25 tahun, dalam usia yang masih belia, dengan waktu singkat ia mampu mengungkapkan pemikiran kondisi status dan strata perempuan pada masa itu, melalui surat yang ditulis kepada sahabatnya, Rosa Abendanon di Balanda,” kata Maya Azeezah sebagai pembicara dalam pengantarnya,

Sementara Sofyan RH. Zaid memaparkan, bahwa surat-surat RA Kartini juga merupakan monolog tentang diri sendiri terhadap masyarakatnya. Monolog yang ditulis itu menjadi karya sastra, sedangkan monolog yang dibacakan sebagai seni pertunjukan.

Bagaimana membuat karya monolog dengan mempraktekannya sekaligus di hadapan siswa-siswi klas 10, Heru Antoni dan Askar KRT memberi pelatihan cara menulis naskah monolog yang singat, padat dan memikat, demikian pula saat mementaskannya, mereka dilatih memahami karakter dengan intonasi suara yang berbeda-beda, sehingga sesuai dengan tokoh yang diperankan. Pada kesempatan tersebut, masing-masing pembicara dan moderator membacakan karya monolongnya masing-masing.

Kegaiatan yang diselenggarakan di aula Dinas Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara, bekerjasama dengan Maura Lintas Seni dan Metaformaura Literasi & Edukasi dihadiri Komunitas bacatulis.org, Teater Rajut dan salah satu keturunan RA Kartini, cicitnya yang bernama R.A.Trinilia Diah Kusuma Ningrum, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Bekasi, jurusan Farmasi. (EQ)

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.