10 Film tentang Penyair Perempuan yang Mencengangkan

Kawaca.com 5/31/2019 0

WWW.KAWACA.COM | Tidak sedikit film yang menampilkan kehidupan penyair ternama dan karya-karyanya. Sebut saja, misalnya Pablo Neruda dalam Il Postino (1994) dan Neruda (2016); Oscar Wilde dalam Wilde (1997) dan The Happy Prince (2018); John Keats dalam Bright Star (2009); Giacomo Leopardi dalam Leopardi (2014), dan lainnya. 

Belakangan ini bahkan bermunculan film-film yang mengangkat kisah penyair perempuan ternama. Kisah hidup mereka -para penyair perempuan ini- tidak kalah puitis dibanding dengan puisi-puisi yang mereka tulis.

Selain itu, ada sejumlah fakta dari film ini yang mencengangkan terkait kehidupan nyata mereka, misalnya Emily Dickinson  yang lesbian, Sylvia Plath yang bunuh diri, Kamala Das yang pindah agama, Bronislawa Wajs yang diasingkan karena membocorkan rahasia Roma, dan lain sebagainya.

Berikut 10 film tentang sosok penyair perempuan yang berhasil dihimpun dan disusun berdasarkan tahun oleh Redaksi Kawaca:

_________________

1.

Mrs. Parker and The Vicious Circle (1994)

Tentang penulis dan penyair Dorothy Parker sebagai anggota “Meja Bundar Algonquin”, yakni kelompok penulis, aktor, dan kritikus yang bertemu secara rutin di Hotel Algonquin, Manhattan. 

Film ini kurang berhasil dari sisi komersil, namun lolos di seleksi Festival Film Cannes tahun 1994 dan dinominasikan untuk Palme d’Or. 

Salah satu kutipan Dorothy yang menarik di film tersebut adalah:

 “Saya tidak pernah menyukai pria yang tidak saya temui.”

2.

Sylvia (2003)

Biografi penyair Amerika, Sylvia Plath yang menikah dengan Ted Hughes sebagai penyair Inggris. 

Film ini diawali dengan pertemuan Sylvia dan Ted pada tahun 1956 di Universitas Cambridge dan berakhir dengan aksi bunuh diri Sylvia pada tahun 1963 di usia 3o tahun.

Cuplikan dialog yang menarik di film ini:

Ted: “Kau tahu apa masalahmu?” 

Sylvia: “Punya suami yang beranggapan dia bisa mengajariku bagaimana menulis puisi?” 

3.

Papusza (2013)

Kisah nyata Bronislawa Wajs (1908-1987) atau Papusza, penyair perempuan Roma yang pertama kali menuliskan puisi dan mempublikasikannya. 

Perjumpaannya dengan penyair Polandia, Jerzy Ficowski -yang menemukan bakat luar biasanya dalam berpuisi- mengantarkan pada sebuah paradoks: Penyair kenamaan yang hidup miskin dan diasingkan oleh komunitas Roma karena membocorkan rahasia-rahasia mereka.

4.

Falling Flowers (2013)

Mengangkat sosok Xiao Hong (Hsiao Hung), penyair perempuan yang mendapat julukan “Emily Dickinson dari Cina”. Naskah film ini secara keseluruhan berangkat dari bukunya yang berjudul “Balada dari Hulan”.

Hong -yang hamil dan diabaikan kekasihnya- memulai karir kepenulisannya di tengah-tengah lingkungan patriarki, kemelaratan, dan perang. Hong juga tercatat hidup singkat, pada akhirnya dia tidak sanggup menghadapi 'wabah perang', sakit dan mati di usia 30 tahun. 

5.

Antonia (2015)

Berseting di Milan tahun 1930, film ini menceritakan 10 tahun terakhir dari kehidupan singkat Antonia Pozzi yang hanya berusia 26 tahun. Pozzi adalah salah satu penyair Italia yang dianggap sebagai 'suara paling orisinal dalam sastra Italia modern'. 

Sebagian besar adegan di film ini terinspirasi oleh puisi, foto, dan apa yang tersisa dari Antonia Pozzi. Karena banyak perihal Pozzi dan karyanya yang dibakar oleh sang ayah setelah kematiannya.

6.

A Quiet Passion (2016)

Mengisahkan kehidupan masa sekolah hingga tahun-tahun berikutnya dari penyair perempuan besar Amerika, Emily Dickinson. Berangkat dari sosok wanita muda yang ceria dan ramah, Emily tumbuh sebagai individu yang terisolasi dan pahit sebagai seorang penyair tak dikenal pada masanya.

Salah satu kutipannya yang muncul di film ini: 

"Karena aku tidak bisa berhenti demi Kematian 

Dia dengan ramah berhenti untukku 

kereta itu hanya milik kami sendiri dan Keabadian."

7.

Maya Angelou: And Still I Rise (2016)

Ini adalah film dokumenter pertama tentang, penyair besar Amerika, Maya Angelou, yang juga seorang aktris dan aktivis kemanusiaan. Secara runut mengisahkan peristiwa hidupnya, termasuk kekerasan seksual yang dialaminya di masa kecil, masa ia mulai mengenal musik dan menari. 

Melalui film ini kita bisa melihat betapa Maya konsisten pada akar “Afrika”-nya. Sebuah film penting dan layak ditonton sebagai film dokumenter. Film ini telah memenangkan banyak penghargaan di berbagai festival film.

8.

Wild Nights with Emily (2018)

Sebuah film biografi tentang Emily Dickinson (lagi) yang ditampilkan lewat komedi satir. Film ini memberi pencerahan tentang puisi-puisi Emily yang seringkali tragis, mempertanyakan keberadaan seseorang yang kerap disalah-artikan. 

Film ini lebih fokus pada 'hubungan gelap' Emily dan iparnya, Susan. Sebagai salah satu contoh satirnya, bagaimana anak Susan menjadi kurir surat cinta antara ibu dan tantenya itu.

Selain itu, film ini juga memperlihatkan betapa penyair perempuan tidak pernah dianggap serius (baca: setara) dengan penyair pria berkulit putih di masanya.

9.

Vita and Virginia (2018)

Film drama biografi romantis antara ikon sastra, Virginia Woolf dan Vita Sackville-West sebagai novelis yang juga sosialita. Sebuah hubungan yang mencerminkan 'kemurnian cinta' sesama jenis dan 'hak kebebasan' sebagai manusia.

Film ini dibangun dari surat-surat cinta mereka selama bertahun-tahun. Film ini juga menyoroti bagaimana Vita menjadi inspirasi bagi novel epik Virginia yang berjudul Orlando. 

10.

Aami (2018)

Film biografi penulis India-Inggris terkenal, Kamala Das (Madhavikutty) atau yang dipanggil “Aami” oleh keluarga dekatnya. Dikenal karena gaya menulisnya yang berani, dan juga kontroversinya saat pindah agama, dari Hindu ke Islam. Sejak itulah, namanya berganti menjadi Kamala Suraiya pada usia 65 tahun.

Puisi-puisinya sering dianggap setara dengan puisi Anne Sexton dan Robert Lowell.
________________

Nah, bagi Anda yang pencinta puisi dan film, pasti sudah tak sabar untuk menonton film-film yang ada di daftar tersebut. Selamat mencari filmnya ya.

#Film
#Puisi
#PenyairPerempuan
#FilmSastra
#FilmBiografi
____ Baca juga: 

Sudah Nonton 6 Film tentang Puisi? 
Ahai! Inilah 9 Film tentang Kepenyairan 
Film yang Dihujat dan Menghancurkan Karier Sutradaranya