Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Pilihan Berdasar Aswaja - KH. Abd. Basith AS

Pilihan Berdasar Aswaja - KH. Abd. Basith AS

Pilihan Berdasar Aswaja
oleh KH. Abd. Basith AS


Kalau kita buka Fathurrahman, maka di dalam Al- Quran terdapat lima kali Allah berfirman menggunakan kata يرزق dalam bentuk Mudlari’ asli tidak diberi dlamir-dlamir sesudahnya, sebagai contoh di dalam surat Albaqarah ayat 212 Allah berfirman:

والله يرزق من يشاء بغير حساب

"Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang di kehendaki tanpa perhitungan."

Oleh karenanya, penulis tetap mendasarkan pada Alquran, hadis Nabi dan Aqwalul Ulama’. Penulis berpendapat bahwa rezeki itu termasuk hal yang ditentukan oleh Allah, tentunya demikianlah pendapat semua orang yang mengaku muslim. 

Demikianlah pula penulis yakin bahwa takwa adalah syarat bagi seorang yang benar-benar muslim untuk memperolehnya dengan tidak meninggalkan orang-orang kafir untuk memperoleh rezeki seperti difirmankan dalam surat Albaqarah di atas. Akan tetapi bagi orang-orang di dalam Alquran selalu di sebutkan وعملوا الصالحات takwa saja tidak cukup tanpa ada amal salih.

Sebagai contoh yang kedua, berdasarkan pengalaman, ada dua orang bekas pembantu penulis yang asalnya hidup miskin sehingga waktu belajar terpaksa sambil menjadi pembantu. Sesudah belajar mulai bekerja dan mereka yakin bahwa ibadahnya kurang sempurna kalau tidak disertai amal salih. Sekarang Alhamdulillah keduanya sudah menjadi orang yang kaya menurut penulis. Yang satu bisa ke Makkah dua kali bersama istri dan seorang anaknya serta Alhamdulillah untuk makan bersama keluarga tidak ada persoalan dan seorang anaknya telah menjadi sarjana. 

Yang seorang lainnya sesudah bekerja pontang panting akhirnya saat ini sudah tidak ada persoalan untuk makan bersama keluarga. Dia telah mempunyai dua mobil dan sering menginfakkan hartanya untuk kepentingan orang miskin dan masyarakat. Selain itu, banyak contoh lain dalam tulisan yang singkat ini penulis tidak sempat menggambarkan, hanya menambah keyakinan penulis bahwa والله يرزق من يشاء بغير حساب dalam pengertian tersebut.

Atas dasar ini, di waktu pemilihan DPRD Kabupaten Sumenep banyak pemilih yang sudah meninggalkan agamanya dan berusaha di dalam partai yang tidak berdasarkan agama, serta banyak di antara mereka yang bekerja dengan uang untuk memperoleh pemilih yang banyak. 

Ada sebuah desa yang sekarang rakyatnya menganggap memilih itu tidak ada gunanya kalau tidak memperoleh uang sehingga calon yang baik karena tidak memberi uang kalah kepada calon yang memakai uang walaupun mereka bodoh dan dari partai apapun, sungguh sangat menyedihkan.

Sekarang agama sudah tidak menjadi persoalan. Yang penting uang, sekali lagi uang. Sangat berbeda dahulu yang berpartai didasarkan agama dan keyakinannya. Penulis sangat setuju apabila Nahdlatul Ulama tidak merupakan partai, tetapi jami’iyah. Hanya harus disadari terutama oleh yang bekerja pada jami’iyah itu bahwa mereka adalah berjuang untuk kepentingan agama, khususnya sekarang adalah Ahlussunnah wal jama’ah kecuali kalau sudah tidak mau Islam menjadi agama mereka. Perlu diingat bahwa KH. M. Hasyim Asy’ari mendirikan jami’iyah ini untuk mempertahankan Islam yang Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Oleh karena itu, uang adalah nomer dua seperti firman Allah dalam surat Alqashaash ayat 77:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

Pada saat ini banyak sekali di Jawa Timur kiai, tidak penulis sebut ulama sesuai dengan kata-kata masyarakat, yang dalam pilihan presiden sudah tidak mendasarkan pada Ahlussunnah wal jama’ah yang dipilih adalah yang di luar ahlussunnah wal jama’ah, katakanlah Muhammadiyah. Dan juga presiden yang tidak salat. Penulis membaca hasil Bahstul Masa’il Muskerwil Jawa Timur di Kencong Jember yang membahas juga Hadist berikut:

قال رسول الله صلى ا لله عليه و سلم: ثلا ثة لا يكلمهم ا لله يوم القيا مة ولا ينظر ا ليهم و لا يزكيهم ولهم عذ ا ب اليم: ر جل على فضل
ماء با لفلاة يمنعه من ابن السبيل, ورجل باع رجل بسلعة بعد العسر فحلف له با لله لأخذها بكذا وكذا فصدقه وهو على غير ذلك، ورجل بايع اماما لا يبايعه إلا لدنيا فإن أعطاه منها و فى و إن لم يعطه منها لم يف ( رواه ا لبخا ري و مسلم و غير هما) 

Rasulullah bersabda: Tiga Orang yang pada hari kiamat Allah tidak berfirman, Allah tidak memandang, tidak menyucikan mereka dan mereka pantas mendapatkan azab (siksa) yang pedih, yaitu seorang lelaki yang berkelebihan air di padang sahara namun yang mencegah ibnu sabil (musafir) untuk mendapatkannya, dan seorang laki-laki yang menjual kepada laki-laki yang lain barang dagangan sesudah ashar, lalu laki-laki (penjual) itu bersumpah kepada laki-laki (pembeli) dengan “Demi Allah” bahwa barang itu ia ambil dengan harga sekian dan sekian kemudian si pembeli membenarkannya, padahal yang terjadi tidak seperti itu, dan seorang laki-laki yang membai’a imam (pemimpin) yang ia tidak membai’atnya melainkan karena mendapatkan imbalan dunia, lalu ketika si imam memberinya imbalan, ia memenuhi (janji bai’atnya) dan jika imam tidak memberinya, dia tidak memenuhi ( janji bai’atnya). HR. Bukhari, Muslim dan lainnya. 

Dengan membaca kitab-kitab fikih kuno para peserta Bahstul Masail berpendapat bahwa orang menerima uang hadiah waktu pilihan presiden termasuk risywah yang dibenci dalam agama dan و لهم عذاب اليم sebagaimana di dalam hadis yang barusan penulis kutip tersebut.

Selanjutnya dalam rangka syukur yang diperintahkan Allah dalam firmannya dalam surat Albaqarah 152:

فاذكروني اذكركم واشكروالي ول تكفرون

"Maka ingatlah kepada-Ku aku akan ingat kepada kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku dan jangan kalian kafir."

Dan dijelaskan oleh Al Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin jilid 4, pelajarilah, penulis sampaikan bahwa karena ketua NU Cabang Sumenep penulis dapat membaca majalah Aula setiap terbitnya. Dan perlu juga penulis sampaikan bahwa penulisan karangan ini sebelum ada penjelasan siapa pemenangnya dalam pemilihan presiden tersebut. Biar tidak apa-apa pokoknya penulis memilih sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah Wal jama’ah, biar kalah sekalipun. 

Kepada seluruh santri Annuqayah penulis sampaikan ini semua agar menjadi pelajaran, biar kiai yang tidak punya santri atau mereka yang punya santri atau mereka yang mempunyai santri sekalipun sudah beribu-ribu, tetap menjalankan Islam Ahlussunnah Wal jama’ah biar diberi berapa juta pun. Dan perlu di pelajari pendapat-pendapat orang-orang Ahlussunnah wal Jama’ah.

Cintailah Agamamu!

*KH. Abd. Basith AS merupakan salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Late, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Kiai genius ini merupakan teman dekat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Sumber: Status Facebook Pandji Taufiq

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.