Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Pusai-Pusai Pilihan (1)

Pusai-Pusai Pilihan (1)

PUSAI-PUSAI PILIHAN (1)
oleh Sugiono MPP



KAWACA.COM | Setelah sepuluh kali penayangan pusai di rubrik ini, kini dilakukan pengembangan. Pusai-pusai yang dtampilkan sekaligus dihantar oleh kurator. Reorientasi ini dilakukan sebagai jawaban dari para pemusai yang mempertanyakan seolah-olah terjadi inkonsistensi value pusai yang tampil di sini. Pada satu sisi lolos kurasi, sementara itu pada sisi lain ada telaah yang menilai sebaliknya. Sesungguhnya, tidak juga. Kurasi Redaksi Kawaca.com dari sisi estetika, sebagai kelayakan sebuah karya puisi  yang ditakar dari keindahan diksi. Sedang titik berat telaah dari penilaian isi, terutama berkisar kepadan hal-hal yang menyangkut pesan neofuturisnya. Nah, agar tidak menghadirkan peluang yang bisa menggiring ke kerancuan persepsi, maka sejak edisi ini pusai yang muncul disertai pengantar berisi telaah selayaknya. Mohon dimaklum.

Kurasi pusai-pusai di bawah ini selain dari diksi, sekaligus isi yang bermuatan pesan neofuturistik. Pada Indahnya Esok, menyampaikan pesan bahwa keelokan itu perlu perjuangan, pengorbanan, bisa tanpa jeda, bagai darah yang dihisap nyamuk malam. Pada Pulih (Kembali), idiom ‘rumah’ sebagai tujuan perjalanan, maka segala resiko hidup (gugus angka) tak jadi masalah karena toh akan mencapai tujuan (bersekutu dengan tanah). Pada Tangga (ingat susunan anak tangga), untuk mencapai puncak tujuan harus setahap demi setahap dengan ‘tekad ambisi terus bergerak” (ada pemborosan kata: ambisi). Pusai berikutnya kesaksian zaman. Penyair adalah saksi kehidupan, pencatat sejarah. Abad ke-21 dunia ditandai wabah covid-19 yang mulai muncul dikota Wuhan, China. Korban pertama Wei Guixian, yang sampai kini selamat. Padahal virus itu telah keliling dunia dalam tempo yang fantastis dan telah menelan korban sampai tulisan ini, tembus 1 juta yang meninggal (menurut WHO). Karunia keselamatan jiwa Wei itu menyentuh hati dan mengerakkan pena Chanchan Parase dalam pusai Tulang Wei Guixian. Dalam Sang Pemusai (2) tampaknya penyair sedang kasmaran dengan pusai yang dia yakini mengabarkan masa depan, menyerbuksilangkan antara kaidah langitan dan bumi. Sedang Indonesia mengabarkan masa depan Indonesia pada 100 tahun kemerdekaannya kelak, di mana tv (model yang sekarang ini) sudah menjadi jadul, beralih ke youtube dan orang pun bebas jadi produsernya. Bahkan Syifa Harahap dalam Aisten menggambarkan sang puan dilayani robot syantik. Nah, silakan menikmatinya di bawah ini.

Abduh Sakral
INDAHNYA ESOK 

Pengorbanan malam
Tanpa jeda
Nyamuk meminta darah
Langit luluh
Memberi mimpi

2020


Antok Cypo
PULIH

karena ujung perjalanan adalah rumah
gugus angka bersekutu dengan tanah

Jogja, 3/4/2020


Sudiro Doank Dua
TANGGA

setahap demi setahap
langkah menghitung jarak
tekad ambisi terus bergerak
menggapai puncak

Jkt*04032020


Chanchan Parase
TULANG WEI GUIXIAN

dia
di toilet terakhir
menerima
aroma hantu
tapi keselamatannya
dijemput masa depan

btm,030420


Pri Gurit
SANG PEMUSAI (2)

di ujung jari
kata bermakna
tangan menggapai langit
kaki menghunjam bumi
kabarkan peradaban
masa depan

kajen 03042020


Mustikah Mudjianto
INDONESIA

seratus tahun merdeka
tv tinggal kenangan
youtube televisi baru
alih  porofesi produser
nyaman jadi youtuber

pusai-mus03042020


Syifa Harahap
ASISTEN

kopi manis
tersuguh romantis
robot nan syantik

sang puan asyik
tekan tombol pad
hitung pendapatan

sampit 03 04 2020

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.