Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Menepis Apriori Rendahnya Apresiasi Perempuan dalam Sastra Pusai - Desi Oktoriana

Menepis Apriori Rendahnya Apresiasi Perempuan dalam Sastra Pusai - Desi Oktoriana

MENEPIS APRIORI RENDAHNYA APRESIASI PEREMPUAN DALAM SASTRA PUSAI
oleh Desi Oktoriana

KAWACA.COM | Mengapa pusai lebih didominasi oleh laki-laki? Mengapa belum ada pusai yang dahsyat lahir dari buah pikiran perempuan? Pertanyaan demi pertanyaan, tentang pemusai perempuan hadir dalam benak penggagas grup Sastra Pusai, Sugiono MP.Sebenarnya bukan suatu hal yang mengejutkan bila pusai terkesan kurang diminati kaum hawa. Karena pada kenyataannya penyair perempuan memang jauh lebih sedikit dibandingkan penyair laki-laki. 

Agar sebuah apriori menjadi aposteriori diperlukan lebih banyak informasi untuk mengupas, apa yang menjadi barikade dalam melahirkan pemusai wanita. Berdasarkan pengalaman pribadi, perempuan memiliki sifat ewuh pakewuh (inferiority) untuk menampakkan dirinya di muka umum. Padahal pemusai lahir dan hadir dalam jiwa seorang wanita yang mampu menjelajahi dunia kata. Tentunya dengan sikap terbuka dan siap menghadapi tantangan, berpikir secara mendalam untuk kemaslahatan umat manusia di masa mendatang.

Sebelum menulis esai ini, untuk dapat mengetahui lebih dalam permasalahan yang dihadapi pemusai wanita, sekira tiga puluh situs yang berkaitan dengan penyair perempuan dibuka. Memang benar, banyak kendala yang dihadapi. 

Selain faktor eksternal berupa budaya dan stigma juga faktor internal yang bertahan dalam diri perempuan, rasa malu, rendah diri hingga pilihan untuk tetap berada dalam zona aman, merupakan penghalang bagi mengucurnya keran kreativitas mengolah kata, utamanya dalam berpusai.
Lalu apa seharusnya usaha grup Sastra Pusai melejitkan minat perempuan untuk membuat pusai? 
Apa harus secara terbuka mengadakan semacam sayembara, “Barangsiapa kaum hawa yang mampu membuat pusai melebihi karya Si A maka hadiahnya yaitu berupa ...” Bujukan di atas bisa saja membuahkan hasil yang cukup mengejutkan akan tetapi grup Sastra Pusai menganggap sayembara adalah sebagai upaya terakhir. 

Upaya awal mempertanyakan dimana keberadaan pemusai perempuan dalam grup, sebenarnya sudah dijawab kontan oleh Jua Anna yang pusainya mampu lolos kurasi redaksi Kawaca. Ini menandakan harapan hadirnya pemusai perempuan dengan pusai yang dahsyat akan selalu ada.
Bahkan buku populer yang dibesut Dr. John Gray, Men Are form Mars and Woman form Venus tentang pola pikir wanita yang jauh berbeda dikritik oleh para pakar psikologi, setelah melalui penelitian menegaskan pernyataan demikian hanyalah berdasarkan pandangan stereotif semata. Pada umumnya wanita dan pria memiliki kesamaan. Perbedaanya terletak pada seberapa kuat minat yang terbentuk di masing-masing individu.

Upaya berikutnya grup Sastra Pusai mau merengkuh para penyair wanita kenamaan atau yang sudah malang melintang di dunia sastra. Sebut saja Kunni Masrohanti, saat ini beliau didapuk sebagai ketua Penyair Perempuan Indonesia. Setidaknya, dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman yang dimiliki mampu menjawab tantangan ini secara lebih serius. 

Apabila menghadirkan Kunni terlalu berat, alternatif lainnya adalah melirik karya-karya puisi perempuan yang berseliweran di dunia maya yang menuliskan puisi-puisi bernas dan mengundang mereka untuk turut mendukung pusai.

Apakah hal ini dapat menjadi solusi atas pertanyaan, mengapa belum ada pusai yang dahsyat, lahir dari pemusai perempuan memang belum tentu. Meskipun demikian memberikan kesempatan yang seluas-luas untuk perempuan menguasai pusai adalah jalan bijaksana mengikis apriori bahwa wanita tak mampu.

WARISAN

pungguk berkata
para ibu bangkitlah
reguk sari ilmu
kunyah buah pikir
hingga air susu kebijaksanaan
mengaliri darah anak-anak jaman

#pusai
Bandung, 03 April 2020
Ditulis oleh: Desi Oktoriana


____
Desi Oktoriana, lahir di Jakarta, 20 Oktober 1974.Sebagai guru yang berkecimpung di dunia literasi, mendukung gerakan guru menulis dan menghasilkan sepuluh buku antologi puisi, cerpen, pantun dan artikel. S
Tinggal di Bandung 

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.