Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Memberi Nafkah Keluarga Lebih Utama dari Jihad

Memberi Nafkah Keluarga Lebih Utama dari Jihad

Memberi Nafkah Keluarga Lebih Utama dari Jihad

Suatu kali Umar bertanya kepada Nabi tentang hal-hal yang paling penting untuk dicari di dunia ini. Beliau saw. menjawab: 

“Lidah yang selalu berzikir kepada Allah, hati yang penuh rasa syukur, dan istri yang amanat.”

Seseorang akan mendapatkan istri amanat akan membantunya memelihara rumah, memasak, mencuci, menyapu, dan sebagainya. Jika ia melakukan semua itu sendirian, ia tak bisa mencari ilmu, berdagang, atau melakukan aktivitas lain. 

Untuk alasan inilah Abu Sulaiman berkata, “Istri yang baik tidak hanya menjadi rahmat di dunia ini, tetapi juga di akhirat, karena ia memberikan waktu senggang kepada suaminya untuk memikirkan akhirat.” 


Bahkan, Khalifah Umar r.a. begitu memuliakan kedudukan istri salihah dengan mengatakan bahwa:

“Setelah iman, tidak ada rahmat yang bisa menyamai istri salihah.”
Oleh karena itu, memberi nafkah yang layak bagi istri dan anak-anaknya merupakan kewajiban seorang suami yang harus dipenuhi dan diperhatikan.

Selain itu, perkawinan juga dapat melatih seorang laki-laki untuk bersabar menghadapi istri dengan segala aktivitasnya yang khas, memberinya segala yang dibutuhkannya, dan menjaga agar mereka tetap berada di jalan syariat. Semua itu merupakan bagian yang amat penting dari agama. Nabi saw. bersabda; 

“Memberi nafkah kepada istri lebih penting daripada memberi sedekah.”

Suatu kali, ketika Ibn Mubarak berpidato di hadapan pasukan yang hendak berperang melawan orang kafir, seorang sahabatnya bertanya:

“Adakah pekerjaan lain yang memberi ganjaran lebih dibanding jihad?” 

“Ya,” ujarnya, “yaitu memberi makan dan pakaian kepada istri dan anak dengan sepatutnya.” 

Hal itu senada dengan sabda Nabi saw.: “Seorang laki-laki yang menghabiskan satu dinar untuk berjihad, satu dinar untuk menebus budak, satu dinar untuk bersedekah, dan satu dinar untuk istrinya, maka pahala pemberian yang terakhir ini melebihi jumlah pahala ketiga pemberian lainnya.”


Waliyullah yang termasyhur dan ulama besar di bidang tasawuf, fikih, dan hadis yang lahir tahun 179 H di Baghdat, Bisyr al-Hafi pernah berkata:

“Lebih baik bagi seseorang untuk bekerja bagi istri dan anak daripada bagi dirinya sendiri.” 
Dalam hadis diriwayatkan bahwa beberapa dosa hanya bisa ditebus dengan menanggung tugas-tugas keluarga, seperti membantu istri, mengurus anak, dan lainnya.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.