Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Mempertahankan Hukum dalam Perspektif Agama - Matroni Muserang

Mempertahankan Hukum dalam Perspektif Agama - Matroni Muserang

Mempertahankan Hukum dalam Perspektif Agama
oleh Matroni Muserang


KAWACA.COM | Ketika kita berada dalam keadaan sadar bahwa tujuan hidup adalah ingin cepat sampai kepada Tuhan. Namun dengan adanya nafsu yang diberikan Tuhan kepada kita justeru kita tak berdaya di hadapan nafsu, misalnya membeli motor durno. Sehingga wajar jika hokum hanya di buat, bukan untuk di taati tapi untuk kepentingan dirinya sendiri. 

Sogok-menyogok pun akan terjadi jika hokum tidak memiliki makna substansial, tapi hanya kata-kata saja. Misalnya korupsi, membeli motor yang tidak lengkap surat-suratnya, tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas, ijin usaha, ketika masyarakat mengurus surat-surat tersebut seringkali di persulit, sementara orang-orang yang punya pangkat keperintahan dengan mudah dicairkan, ini salah satu factor bahwa hokum hanya di buat tapi bukan untuk di taati dan dipertanggungjawabkan.

Salah satu buktinya nyata adalah saya melihat sendiri, ketika Gubernur, Jenderal TNI/Polri, Presiden, tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas, lampu merah misalnya bahkan pengguna jalan disuruh minggir, padahal kita di hadapan hokum sama, tidak melihat dia status, identitas, ras, suku dan pangkat. Tapi mengapa di Indonesia hal ini terjadi?

Karena kebanyakan pemimpin Indonesia kurang adanya rasa malu, sudah salah di hadapan hokum masih tertawa, sudah jelas-jelas salah dihadapan masyarakat masih tidak merasa, inilah sebagian karakter masyarakat kita hari ini. Bagaimana
 akan paham terhadap roh keislaman/keagamaan, sementara terhadap hokum yang dibuat sendiri saja tidak paham. 

Akhirnya kita berambisi atau bernafsu untuk menjadi orang nomor satu, sementara dirinya belum paham apa makna hokum dan makna tanggungjawab. Inilah potret manusia hari ini. Bahkan cara mempertahankan hokum masih dengan membeli/menyogok, yang dimenangkan pun siapa yang lebih mahal membelinya. 

Kalau dalam perspektif agama, siapa pun anda, baik presiden, jenderal, derektur, dan lain sebagainya di hadapan Tuhan sama. Hanya saja belum memiliki kesadaran untuk membaca lebih dalam bagaimana hukum diciptakan. Maka salah satu dari sekian banyak perjuangan yang dilakukan Anshori Sapu Jagad adalah menyadarkan manusia untuk kembali pada kesadaran akan al-Qur’an, Assunnah dan alam sebab ayat-ayat inilah yang kita selami lebih dalam agar jiwa dan pikiran kita hidup.

Sebab kita di cipta untuk menjadi mujtahid (pejuang), karena dengan sendirinya kita diciptakan sebagai khalifah (pemimpin). Maka sebagai khalifah pasti memiliki tanggungjawab, baik tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan bangsa, maka dari itu, sikap terbuka (inklusif), jujur, adil, harus kita perjuangkan sebagaimana diperintah oleh al-Qur’an dan Sunnah.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.