Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Gus Dur, Wali? - A. Dardiri Zubairi

Gus Dur, Wali? - A. Dardiri Zubairi


Oleh A. Dardiri Zubairi


Saya punya ponakan sepupu. Dulu ia kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Malang. Tahun 1998 ketika pak Harto tumbang, semua mahasiswa senang. Pemimpin yang otoriter dan berkuasa selama 32 tahun itu memang dibenci banyak orang, apalagi mahasiswa.

Justru di saat banyak orang membenci pak Harto yang mulai lemah dan sakit-sakitan, Gus Dur yang dianggap sebagai  tokoh reformasi, malah mendatanginya. Kedatangan Gus Dur itu banyak menuai protes orang, termasuk ponakan saya. Foto Gus Dur yang ia temui di lantai ia tendang sambil berucap, " ini nih .. kyai yang bikin bingung orang".

Beberapa hari setelah kejadian itu ia bermimpi. Dalam mimpinya ada Almaghfurlah KH As'ad Syamsul Arifin, Almaghfurlah KH Sufyan, Gus Dur sendiri, dan KH. Chalil As'ad.

"Kyai Sufyan, tolong buka mulut Gus Dur," perintah kyai As'ad pada kyai Sufyan. Kyai Sufyan dengan tanganya membentang lisan Gus Dur lebar-lebar.

"Chalil, tolong anak ini pegang lehernya dan masukkan kepalanya ke mulut Gus Dur", perintah kyai As'ad kepada kyai Chalil. Kyai chalil memegang leher ponakan saya dan memasukkan kepalanya ke lisan Gus Dur. Selama berada di dalam lisan Gus Dur, ia seperti merekam kehidupan lain, termasuk gambaran di alam kubur. Setelah itu ia bangun dari tidurnya dengan perasaan yang tidak tenang dan gelisah. Tapi ia yakin kejadian itu berhubungan dengan kurang ajarnya dia terhadap gus dur. Ia sangat menyesal. Sejak saat itu ia meminta maaf kepada Gus Dur dengan cara. membeli semua buku tentang Gus Dur.

Kejadian tak masuk akal terus berlanjut. Ketika Gus Dur menjadi presiden, tahun 2001 Gus Dur datang ke kampusnya di Malang. Pas hari kedatangannya, ia pun berjejer di tengah ribuan orang yang akan menyambut Gus Dur di jalan yang dilalui mobilnya.

Keanehan terjadi. Ketika mobil Gus Dur memasuki kampus dengan penjagaan paspampres dan keamanan yang sangat ketat, dari jendela mobil yang terbuka Gus Dur melambaikan tangan seperti memanggilnya. Ia pun menoleh kiri-kanan, karena tak yakin lambaian Gus Dur untuknya.

Tapi karena tidak ada yang bereaksi, akhirnya ia maju ke depan menerobos keamanan super ketat, dan anehnya begitu mudahnya,  hingga ia tiba di sisi mobil Gus Dur. Gus Dur menjulurkan tangan dan ponakan saya dengan sangat senangnya mencium tangan Gus Dur sambil berkaca-kaca. Kecuali ponakan saya, tak ada orang lain yang bisa bersalaman dengan Gus Dur, karena tak ada yang bisa menembus ketatnya pengamanan.

Alfatihah...

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.