Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Menjadi Pemimpin ala Nabi

Menjadi Pemimpin ala Nabi

oleh Muhammad Syafii Antonio
WWW.ISLAMKEREN.COM | Indonesia merindukan suri tauladan leadership yang meyakini bahwa jabatan adalah tanggung jawab dunia akhirat dan bukan kemegahan serta peluang (opportunity) untuk menambah kekayaan semata dengan apapun caranya. Pemimpin yang tidak bisa tidur nyenyak karena masih banyak rakyatnya yang bergizi buruk. Pemimpin yang tidak bisa bercuti panjang karena banyak Puskesmas dalam keadaan memprihatinkan. Pemimpin yang tidak terlalu nikmat dalam ruangan ber AC sementara masih banyak rakyatnya yang korban longsor, banjir, dan bencana alam lainnya berada di tenda-tenda pengungsian. Teladan kepemimpinan itu sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW, sebagaimana dalam firman Allah SWT:  

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab [33]: 21).


Beliau adalah pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Holistic karena beliau adalah pemimpin yang mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang termasuk diantaranya: self development, bisnis dan entrepreneurship, kehidupan rumah tangga yang harmonis, tatanan masyarakat yang akur, sistem politik yang bermartabat, sistem pendidikan yang bermoral dan mencerahkan, sistem hukum yang berkeadilan, dan strategi pertahanan yang jitu serta memastikan keamanan dan perlindungan warga negara. Kepemimpinanya accepted karena diakui lebih dari 1,3 milyar manusia. Kepemimpinannya proven karena sudah terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga hari ini masih relevan diterapkan. 


Setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap seluruh metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas segala kepemimpinannya. Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:


“Ketahuilah…Setiap dari kalian adalah pemimpin yang akan di mintai pertanggung jawabannya, seorang imam adalah pemimpin bagi masyarakatnya dan akan di mintai pertanggung jawabanya tentang kepimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarga dan ia bertanggung jawab terhadap keluarganya, seorang istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya dan ia bertanggung jawab terhadap mereka. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia bertanggung jawab terhadapnya, setiap kalian adalah pemimpin dan tiap kalian mempunyai tanggung jawab terhadap yang di pimpinnya”. (HR. Abu Daud : 2930)


Rasulullah SAW merupakan seorang pribadi pemimpin yang sangat luar biasa, karakter kepemimpinan beliau terdapat dalam sifat Shidiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh. Keempat sifat unggul ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan generasi Qur’ani baik pada level personal, interpersonal, organizational maupun communal atau yang disebut Prophetic Leadership & Management Wisdom.


Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.