Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Pemula yang Abadi - Sofyan RH. Zaid

Pemula yang Abadi - Sofyan RH. Zaid

PEMULA YANG ABADI

Sofyan RH. Zaid


Sofyan RH. Zaid


“Kapan seseorang berganti dari pemula ke pakar dalam suatu bidang? 

Ketika dia tahu akan menjadi pemula di sepanjang hidupnya!” 

-R. G. Collingwood


Barangkali kita pernah dengar ujaran: “Tulis saja puisi. Persetan dengan teori!”. Selain bersifat motivasi, seruan tersebut memang benar adanya. Menulis puisi memang tak perlu teori, bahkan tidak boleh ada teori. Sebab itu akan mengganggu prosesnya. Menulis puisi sesederhana menuang air dari teko ke gelas.

 

Lantas kapan kita perlu teori? Ketika akan menciptakan puisi. Menulis (puisi) pada dasarnya merupakan tahap kedua dalam penciptaan puisi setelah mendapatkan ide, kemudian masuk pada tahap selanjutnya, yakni pengendapan, pengeditan, dan ‘peniupan ruh’.


Apakah teori mencipta puisi bisa diajarkan? Bisa. Itulah kenapa ada kelas, kursus, pelatihan, bahkan mungkin sekolah mencipta puisi. Buku-buku tentang itu juga telah banyak beredar dengan berbagai sudut pandang dan pendekatan. Namun walau demikian, mengajarkan teori mencipta puisi, tidak semudah mengajarkan teori mencipta karya sastra lain, semisal prosa.

Terlepas dari tepat atau tidaknya teori yang diajarkan, setiap orang seperti sudah punya kecenderungan sendiri dalam mencipta puisi. Apalagi puisi kadung kuat melekat sebagai karya-cipta sastra yang paling personal dalam proses penciptaannya.

Hal ini barangkali bertalian dengan dua sudut pandang terhadap puisi itu sendiri. Puisi sebagai ragam sastra, di mana ada ilmu sastra, dan puisi sebagai bagian dari seni, yang bersifat alami.

Lantas, untuk apa buku ini dibuat dan diterbitkan?


Setelah beberapa tahun tertunda, sebab satu dan lain kata, buku ini akhirnya terbit. Buku yang bermula dari tahun 2016, saat saya dihubungi oleh sebuah majalah di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, tempat saya pernah mondok dan berproses kreatif. Saya diminta agar membuat tulisan yang berisi tentang tata cara menulis puisi untuk dimuat di majalah tersebut. Saya pun membuat semacam esai dengan judul “Kaidah Puisi & Akidah Kepenyairan”. Esai pertama kali saya mencoba menuangkan perihal bagaimana mencipta puisi serta sikap kepenyairan.

Kemudian, esai tersebut saya publikasikan lebih luas, baik di media massa, atau sebagai materi pelatihan penciptaan puisi di berbagai kesempatan. Dari esai itulah, kemudian saya kembangkan lebih jauh, dan jadilah buku ini dengan judul yang sama.

Buku yang berisi 32 esai serangkai to the point yang habis dibaca dalam waktu 5 sampai 7 menit per judul. Terdiri dari dua bagian: Kaidah Puisi, memuat esai tentang puisi dan seluk-beluk penciptaan puisi; Akidah Kepenyairan, menghimpun esai perihal penyair dan lika-liku kepenyairan.

Satu kesatuan esai sebagai buku saku rahasia ilmu mencipta puisi, terutama bagi pemula. Para pemula yang terus berupaya mencipta puisi dengan baik, bukan sekadar untuk jadi penyair, tetapi demi menyelamatkan jiwanya sebagai manusia. Walau “manusia yang kian menyadari kemanusiaannya, akan kesepian, kata Ali Shariati.

 

Kenapa buku ini diperuntukkan terutama bagi pemula?

 

Saya pribadi hingga detik ini, masih sebagai pemula dalam penciptaan puisi. Mungkin pemula yang abadi. Pemula dalam arti terus belajar sebagaimana yang pernah diakui H.B. Jassin di usianya yang ke-70 tahun; “Saya masih belajar. Itulah saya. Kalau tidak, saya hanya akan tahu apa yang saya tahu, dan tidak bertambah tahu atas apa yang tidak saya tahu sebelumnya.”

 

Selain itu, pemula dalam dunia puisi bisa berarti kronologi atau kondisi. Kronologi dalam arti orang yang mula-mula belajar untuk menciptakan puisi. Kondisi dalam arti memulai untuk menciptakan puisi selanjutnya setelah selesai menciptakan banyak puisi sebelumnya.

 

Hal tersebut juga merujuk pada H.B. Jassin ketika mengapresiasi adanya rubrik sastra baru “Dialogdi koran Berita Buana sebagai ruang yang memberi kesempatan kepada para pemula. Sementara itu, pemula sebagai kondisi, Jassin menceritakan dirinya sendiri yang jarang menulis, dan tiap kali mau menulis, selalu merasa sebagai pemula.

Sebagai seorang pemula, saya belajar perihal teori mencipta puisi dari berbagai sumber, mulai dari orang-orang yang pernah bertemu atau intens berinteraksi, puisi-puisi karya para penyair, buku-buku terkait teori mencipta puisi, sampai dari acara-acara terkait puisi.

Agar tidak lupa, saya catat hal-hal penting. Mencatat dalam arti bukan sebatas menyalin, tetapi ada proses analitis, rekonstruksi, bahkan dekonstruksi atas apa-apa yang saya peroleh dalam belajar. Saya catat dalam bentuk esai, yang kata Arief Budiman, tulisan yang bersifat sangat pribadi.

Jadi, buku ini dibuat semata-mata sebagai upaya menghimpun berbagai ‘catatan pribadi’ yang terberai agar memudahkan saya dalam belajar. Kemudian diterbitan sekadar berbagi pengalaman.

Sebagai buku yang berisi pengalaman, ia sebatas tawaran, bukan doktrin apalagi dogma. Artinya bisa ditolak atau diterima, disalahkan atau dibenarkan. Bahkan, buku ini boleh disimpan atau dibakar setelah dibaca, (asal bukan buku pinjaman).

Buku ini barangkali menjanjikan sesuatu untuk dibaca. Namun tidak menjamin keberhasilan, apalagi secara instan. Jadi, jika ada pemula yang ingin segera bisa mencipta puisi dengan baik, dan hendak menjadi penyair besar dengan tergesa, sebaiknya jangan membaca buku ini, (tetapi boleh kalau memiliki).

Selain bagi pemula, para penyair juga disarankan agar memiliki buku ini. Memiliki untuk diberikan kepada sanak, anak didik, atau anak-anak tetangga yang ingin atau sedang belajar mencipta puisi.

Akhirnya, sebagai pemula sekaligus hamba yang lemah, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, selawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw., dan rasa hormat kepada para guru, dan rasa terima kasih bagi semua yang membantu proses penerbitannya, semoga buku ini membawa manfaat kepada semua, terutama bagi saya sendiri yang percaya pada kata J.K. Rowling: “Aku menulis untuk diri sendiri. Aku rasa tak seorang pun akan menikmati buku ini lebih dari yang kurasakan saat membacanya”.

Bekasi, 26 Juli 2022

____

*Kata Penulis dalam buku Kaidah Puisi dan Akidah Kepenyairan: Rahasia Ilmu Mencipta Puisi Terutama Bagi Pemula (2022), Sofyan RH. Zaid

Kaidah Puisi dan Akidah Kepenyairan: Rahasia Ilmu Mencipta Puisi Terutama Bagi Pemula (2022), Sofyan RH. Zaid


Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.